JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah mulai diberlakukan di sekolah-sekolah di DKI Jakarta, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Pemberlakuan kebijakan ini disambut dengan baik, tidak hanya oleh peserta didik, tetapi juga orangtua murid yang hampir dua tahun menemani anaknya belajar dari rumah karena pandemi Covid-19.
Proses pembelajaran jarak jauh menjadi momen yang cukup menantang bagi sejumlah orangtua murid.
Baca juga: Ratusan Kasus Omicron Ditemukan, Wagub DKI Persilakan Siswa Belajar dari Rumah
Rita, orangtua siswa kelas X di SLB Negeri 5 Jakarta, mengenang tantangan yang ia hadapi saat mendampingi anaknya belajar secara daring (online).
"Kalau di rumah itu anak gampang bosan. Jadinya, kalau sudah bosan, dia ngambek dan enggak mau belajar lagi. Kita enggak bisa memaksa," ungkap Rita di suatu sudut ruang tunggu SLBN 5 Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Ketika ia memaksa anaknya untuk tetap belajar, maka sang anak akan menjadi uring-uringan sepanjang hari.
Hal yang sama dirasakan sejumlah orangtua murid lainnya. Mereka mengakui bahwa pembelajaran daring untuk anak berkebutuhan khusus tidak bisa dipaksakan.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Status Jakarta Naik Jadi Level 2
Anak tidak bisa dipaksa duduk diam di depan laptop dalam waktu lama.
"Jadi memang tidak bisa dipaksakan. Biar anak-anak semampunya berapa jam. Diajarkan bertahap," ungkap Iir Haryati, orangtua siswa kelas X.
Selain mengajarkan soal kesabaran belajar di depan laptop, orangtua juga diminta untuk melatih anak-anaknya mengenakan masker.
"Saat daring pun wajib memakai masker. Kami orangtua, tugasnya mencatat setiap harinya berapa lama anak-anak mampu mengenakan masker tanpa melepaskannya." jelas Iir.
Baca juga: PPKM Jakarta Naik Jadi Level 2, PTM 100 Persen Tetap Jalan