Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Sumur Resapan di Bidara Cina, Sempat Mangkrak dan Pekerjakan Warga tetapi Belum Bayar

Kompas.com - 05/01/2022, 08:23 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan yang muncul akibat proyek sumur resapan di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur tak kunjung habis.

Sebelumnya diberitakan proyek tersebut sempat mangkrak. Setelah dirampungkan oleh kontraktor, permasalahan baru muncul.

Kontraktor ternyata mempekerjakan warga sekitar untuk menjadi buruh harian lepas yang bertugas menggali lubang dan memasukkan tanah sisa galian ke dalam karung. Namun hingga kini warga yang menjadi buruh harian lepas itu belum dibayar.

Baca juga: Warga Bidara Cina Ngaku Diminta Bantu Proyek Sumur Resapan, tetapi Belum Dibayar

Kompas.com merangkum detail permasalahan pembangunan sumur resapan di Bidara Cina dari mulai mangkraknya proyek hingga belum dibayarnya warga yang dipekerjakan dalam proyek tersebut. Berikut paparannya:

Proyek mangkrak

Informasi soal proyek sumur resapan mangkrak di Bidara Cina awalnya disampaikan oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli melalui akun resmi Twitter-nya, @GunRomli.

Romli menyampaikan, proyek sumur resapan yang mangkrak di samping Rusun Bidara Cina tidak ditutup dan menjadi sarang nyamuk.

"Menurut penghuni di Rusun Bidara Cina susah 1 bulan lebih sumur2 resapan itu terlantar, gak ditutup, dibiarkan terbuka sprt itu, pdhal di kawasan pemukiman & banyak anak2 yg main," tulis Guntur Romli.

Saat dikonfirmasi langsung ke lokasi, proyek sumur resapan di Bidara Cina memang masih belum selesai.

Baca juga: Proyek Sumur Resapan di Bidara Cina Belum Rampung meski Sudah Ditutup, Bahan Galian Belum Dibersihkan

Warga pun mendesak kontraktor segera merampungkan proyek sumur resapan di Rumah Susun Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. Sebab, proyek sumur resapan di wilayah RW 016 Bidara Cina itu masih berantakan.

"Saya tekan kontraktornya, pokoknya beresin dulu. Kalau belum beresin, jangan pindah dulu, nanti semuanya malah berantakan," kata Ketua RW 016 Bidara Cina, Teguh, Kamis (16/12/2021).

Saat ini, ada delapan titik sumur resapan yang masih mangkrak di wilayah RW 016 Bidara Cina. "Kan rencananya ada 30 titik, sekarang baru delapan. Nah yang jadi keberatan saya itu, enggak cepat-cepat dirapikan gitu," ujar Teguh.

Salah satu warga RT 011 RW 016 Bidara Cina, Dede Hermawan (50), khawatir anak-anak di rusun itu terjeblos sumur resapan jika proyek tidak kunjung dirampungkan.

Baca juga: Sumur Resapan yang Mangkrak di Rusun Bidara Cina Kini Sudah Ditutup

"Yang kami takutkan, ngerinya anak-anak doang. Takut anak-anak pada jatuh. Warga juga pada tanya kenapa ini enggak ditutup, soalnya jadi akses permainan anak-anak dan akses motor lalu lalang," kata Dede di lokasi.

Selang empat hari setelah diberitakan proyeknya mangkrak, kontraktor pun merapkan sumur resapan di Bidara Cina dan menutupnya.

Pantauan di lokasi, Senin (20/12/2021), tiga sumur resapan yang terletak di samping Rumah Susun (rusun) Bidara Cina itu sudah ditutup. Kendati demikian, lumpur sisa galian belum dibesihkan.

"Udah ditutup sejak kemarin. Cuma belum rapi, masih banyak lumpur di pinggirnya," kata warga setempat, Dede Hermawan (50) di lokasi.

Namun, Dede belum tahu, kapan petugas akan datang lagi untuk membereskan sisa-sisa pengerjaan proyek.

"Hari ini enggak ada petugas yang ke sini," ujar Dede.

Pekerjakan warga tetapi belum bayar

Usai dirapikan, ternyata proyek sumur resapan di Bidara Cina masih meninggalkan permasalahan karena kontraktor belum membayar warga yang dipekerjakan dalam proyek tersebut.

Baca juga: Suara Warga Terkait Sumur Resapan di Rusun Bidara Cina: Pertanyakan Proyek yang Mangkrak

Salah satu warga sekitar, Ari (38) mengaku dipekerjakan oleh pihak proyek guna melanjutkan pengerjaan sumur resapan yang sempat terbengkalai itu.

"Waktu (dipekerjakannnya) pastinya kapan saya lupa, pokoknya sekitar pertengahan Desember 2021. Waktu itu memang di lokasi nggak ada pekerja," kata Ari kepada wartawan di lokasi, Selasa (4/1/2022).

Ari beserta dua warga lainnya, Hidayat (59), dan Fuadin mengaku ditawari kerja oleh mandor proyek.

Ketiganya diminta bekerja sebagai buruh harian lepas untuk menggali sumur resapan dan memasukkan tanah galian ke dalam karung.

"Satu lubang itu hitungannya Rp 80 ribu, sama ngarungin tanah Rp 1.500 per karungnya, kerja borongan. Ya sudah mau karena waktu itu nganggur," ujar Ari.

Baca juga: Pertanyakan Pembangunan Sumur Resapan di Rusun Bidara Cina, Ketua RW: Kami Enggak Mengajukan

Ari menuturkan, kesepakatan kerja itu terjalin tanpa diketahui perangkat RT/RW setempat atau Kelurahan Bidara Cina. Awalnya, mandor yang mempekerjakan ketiganya memberikan uang makan sebesar Rp 150.000.

Setelah dua hari bekerja, ketiganya menyelesaikan pengerjaan tujuh lubang dan memasukkan tanah galian sumur ke dalam 70 karung. Namun, uang pembayaran dijanjikan tidak muncul.

Ketiganya kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja. Hidayat dan dua rekannya sudah berupaya menghubungi mandor itu. Namun, hingga kini belum ada balasan.

"Kalau ditotal borongan bertiga sekitar Rp 700.000 yang belum dibayar. Hari ketiga kerja saya tanya kapan dibayar. Akhirnya dia (mandor) pergi, bilangnya mau ambil uang tetapi enggak balik lagi," kata Ari.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com