JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Banten Wahidin Halim mencabut laporannya ke polisi dan memaafkan para buruh yang menduduki kantornya saat demonstrasi menuntut kenaikan upah minimum kota/kabupaten (UMK) di kantor Pemprov Banten, Serang, pada 22 Desember 2021.
Sebagai informasi, setidaknya ada enam buruh yang sempat ditetapkan sebagai tersangka pada 27 Desember 2021 akibat laporan tersebut.
Baca juga: Gubernur Banten Cabut Laporan Polisi terhadap Buruh yang Geruduk Kantornya
"Saya ini muslim dan juga santri, sebelum kalian lahir sudah saya maafkan. Dengan ini laporan (di kepolisian) saya cabut," kata Wahidin dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2022).
"Berbeda berpendapat bukan masalah, asal disampaikan dengan baik," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Wahidin mengaku tidak sakit hati terhadap buruh yang menggeruduk kantornya.
Sejak menjadi kepala desa, dia mengeklaim bahwa dirinya tidak pernah memiliki masalah dengan warga.
"Saya tidak sakit hati. Sejak menjadi kepala desa, saya tidak ada masalah dengan warga masyarakat," ucap Wahidin.
Dia berharap, rentetan peristiwa mulai dari penggerudukan hingga penetapan tersangka dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh pihak.
Adapun para buruh menggeruduk kantor Wahidin saat meminta revisi UMK tahun 2022 di Provinsi Banten.
Baca juga: Tersumbatnya Ruang Diskusi di Balik Aksi Nekat Buruh yang Geruduk Kantor Gubernur Banten
Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto berujar, penggerudukan bermula saat Polres Serang Kota dan Pemprov Banten mengizinkan 50 orang perwakilan massa memasuki kantor Pemprov.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.