TANGERANG, KOMPAS.com - Kapasitas siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tangerang sudah ditingkatkan hingga menjadi 100 persen sejak Senin (3/1/2022).
Sebelumnya pada tahun 2021, kapasitas siswa yang mengikuti PTM di Kota Tangerang hanya 50 persen.
Keputusan pelaksanaan PTM 100 persen ini diambil berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Meski demikian, masih banyak kekhawatiran dari orangtua murid perihal pembelajaran langsung di sekolah.
Pasalnya, penyebaran Covid-19 terus meningkat akhir-akhir ini, terutama setelah virus Corona varian Omicron masuk ke Indonesia pada Desember 2021 lalu.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menegaskan, pihaknya akan langsung membatalkan penerapan PTM ketika ada siswa atau tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: Jika Ditemukan Kasus Omicron Saat PTM 100 Persen, Wagub DKI Jakarta: Sekolah Akan Ditutup 5 Hari
"Iya, (PTM) diberhentikan kalau ada yang positif. Kita setop," ungkapnya melalui sambungan telepon, Rabu (5/1/2022).
Dia menyebut, skema pemberhentian PTM bakal disesuaikan dengan berapa banyak pihak yang terpapar Covid-19 di sebuah institusi pendidikan.
Jika yang terpapar hanya sedikit atau hanya di dalam satu kelas, PTM di kelas lain tidak akan terpengaruh.
"Pemberhentian PTM tergantung berapa banyak kasus (Covid-19)-nya. Menyesuaikan," papar Arief.
Politikus Demokrat itu berujar, untuk mencegah penularan Covid-19 di area sekolah, Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan sejumlah langkah.
Baca juga: Masih Ada Siswa SD di Jakpus Tak Dapat Izin Orangtua Ikut PTM karena Khawatir Kasus Omicron
Salah satunya adalah menggelar skrining tes menggunakan PCR di lingkungan sekolah mulai Senin pekan ini.
Selain itu, Pemkot Tangerang juga menggencarkan vaksinasi Covid-19 bagi pihak yang terlibat PTM, mulai dari guru, siswa, hingga petugas administrasi di sekolah.
"Jadi memang kalau bicara kekhawatiran pasti ada, cuma resiko-resiko itu kita minimalisir. Sekarang kita kejar vaksinasinya, guru-guru, semua," urai Arief.
"Makanya kemarin saya ke sekolahan, yang 100 persen, mejanya saya geser-geser. Artinya kita upayakan tetap berjarak. Begitu," sambung dia.
Arief menyebut, para siswa juga dilarang meninggalkan kelas saat jam istirahat berlangsung.
Baca juga: Siswa dan Orangtua Antusias Sambut PTM, Dewi: Dulu Pusing Bantu Tugas Anak