Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM 100 Persen di Kota Tangerang Akan Dihentikan Saat Ada Penyebaran Covid-19

Kompas.com - 05/01/2022, 21:24 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kapasitas siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tangerang sudah ditingkatkan hingga menjadi 100 persen sejak Senin (3/1/2022).

Sebelumnya pada tahun 2021, kapasitas siswa yang mengikuti PTM di Kota Tangerang hanya 50 persen.

Keputusan pelaksanaan PTM 100 persen ini diambil berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Meski demikian, masih banyak kekhawatiran dari orangtua murid perihal pembelajaran langsung di sekolah.

Pasalnya, penyebaran Covid-19 terus meningkat akhir-akhir ini, terutama setelah virus Corona varian Omicron masuk ke Indonesia pada Desember 2021 lalu.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menegaskan, pihaknya akan langsung membatalkan penerapan PTM ketika ada siswa atau tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Jika Ditemukan Kasus Omicron Saat PTM 100 Persen, Wagub DKI Jakarta: Sekolah Akan Ditutup 5 Hari

"Iya, (PTM) diberhentikan kalau ada yang positif. Kita setop," ungkapnya melalui sambungan telepon, Rabu (5/1/2022).

Dia menyebut, skema pemberhentian PTM bakal disesuaikan dengan berapa banyak pihak yang terpapar Covid-19 di sebuah institusi pendidikan.

Jika yang terpapar hanya sedikit atau hanya di dalam satu kelas, PTM di kelas lain tidak akan terpengaruh.

"Pemberhentian PTM tergantung berapa banyak kasus (Covid-19)-nya. Menyesuaikan," papar Arief.

Politikus Demokrat itu berujar, untuk mencegah penularan Covid-19 di area sekolah, Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan sejumlah langkah.

Baca juga: Masih Ada Siswa SD di Jakpus Tak Dapat Izin Orangtua Ikut PTM karena Khawatir Kasus Omicron

Salah satunya adalah menggelar skrining tes menggunakan PCR di lingkungan sekolah mulai Senin pekan ini.

Selain itu, Pemkot Tangerang juga menggencarkan vaksinasi Covid-19 bagi pihak yang terlibat PTM, mulai dari guru, siswa, hingga petugas administrasi di sekolah.

"Jadi memang kalau bicara kekhawatiran pasti ada, cuma resiko-resiko itu kita minimalisir. Sekarang kita kejar vaksinasinya, guru-guru, semua," urai Arief.

"Makanya kemarin saya ke sekolahan, yang 100 persen, mejanya saya geser-geser. Artinya kita upayakan tetap berjarak. Begitu," sambung dia.

Arief menyebut, para siswa juga dilarang meninggalkan kelas saat jam istirahat berlangsung.

Baca juga: Siswa dan Orangtua Antusias Sambut PTM, Dewi: Dulu Pusing Bantu Tugas Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com