Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Keluarga di Cipinang Melayu Diserang Membabi Buta di Dini Hari, Kemudian Dirampok Gerombolan Pelakunya

Kompas.com - 06/01/2022, 06:07 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu keluarga di RW 003 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, menjadi korban penyerangan sekelompok pemuda pada Sabtu (1/1/2022) dini hari.

Sekelompok pemuda itu mendatangi rumah Titi Suherti (48). Saat penyerangan terjadi, Titi sedang berada di rumah bersama empat anak dan seorang menantu perempuannya.

Peristiwa pengeroyokan ini sempat disebut diduga terjadi karena ucapan natal dan tahun baru salah satu korban saat berpapasan dengan pelaku. Namun polisi membantah hal tersebut.

Pengeroyokan dipicu salah paham saat sepeda motor korban dan pelaku bersenggolan. Pelaku juga disebut dalam pengaruh alkohol.

Kronologi penyerangan

Berdasarkan penuturan Titi, pelaku berjumlah sekitar 20 orang.

"Rumah saya didobrak, pintu ditendang sampai rusak. Mereka langsung menyerang keluarga saya," kata Titi saat ditemui wartawan di Mapolsek Makasar, Selasa (4/1/2022) malam.

Baca juga: Didatangi Kelompok Pemuda Dini Hari, Warga Cipinang Melayu: Rumah Didobrak, Mereka Menyerang Keluarga Saya...

Titi mengaku dipukul menggunakan gagang sapu hingga mengalami memar di bagian tangan, paha, dan jari. Ia juga diseret sekitar dua meter oleh pelaku. Ia bahkan diancam dibunuh.

"Anak-anak saya dipukulin, ditendang, diinjek, dan diseret sama pelaku. Termasuk (anak) yang perempuan. Katanya kalau belum ada yang mati mereka nggak berhenti," ujar Titi.

Beruntung, anak perempuan Titi yang paling kecil, IN (10), berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di kamar mandi.

"Anak saya paling kecil nggak luka. Dia ngumpet di kamar mandi, terus keluar diselamatkan tetangga. Dia ketakutan pas kejadian, sampai sekarang masih takut," kata Titi.

Anak Titi, Marwan, yang juga menjadi korban pengeroyokan menuturkan, para pelaku baru berhenti sekitar pukul 04.00 WIB.

Baca juga: Rumahnya Diserang Kelompok Pemuda, Warga Cipinang Melayu: Katanya kalau Belum Ada yang Mati, Mereka Enggak Berhenti

"Saya sendiri sempat diseret sekitar lima meter, ditendang, dipukulin juga. Waktu kejadian mereka memang nggak bawa senjata, tapi karena jumlah mereka banyak, saya nggak bisa melawan," kata Marwan.

Perampokan usai penyerangan

Selain melakukan pengeroyokan, sekelompok pemuda itu juga merampok barang-barang yang ada di rumah Titi.

Perampokan terjadi sekitar jam 07.00 WIB saat Titi dan keluarga berusaha mencari pertolongan dan menyelamatkan diri.

"Setelah selesai kejadian (pengeroyokan), saya sama anak-anak langsung pergi dari rumah. Tapi pas saya pergi, sekitar pukul 07.00 WIB, pelaku datang lagi," kata Titi.

Saat itu lah para pelaku menggasak satu unit sepeda motor, satu unit televisi 24 inch, empat gitar, dan celengan berisi uang sekitar Rp 3 juta.

Baca juga: Satu Keluarga Diserang di Cipinang Melayu, Bermula dari Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru

Titi mengatakan, pintu rumah memang tidak dikunci karena sebelumnya sudah dirusak pelaku.

Titi tidak sempat memikirkan nasib harta bendanya karena sudah babak belur dipukuli pelaku.

"Saya menyelamatkan diri karena takut dipukul lagi. Saya sama anak semua langsung ngungsi ke rumah anak di Cipinang Lontar (Kecamatan Jatinegara). Habis itu ke Bogor," ujar Titi.

Titi dan keluarga memilih pindah dari rumah anaknya di kawasan Cipinang Lontar ke Bogor lantaran takut para pelaku bisa beraksi lagi. Pelaku diketahui merupakan warga sekitar.

Ketakutan Titi memuncak karena para pelaku sempat mengancam tidak akan berhenti melakukan penganiayaan hingga satu anggota keluarga Titi tewas.

Hal ini membuat Titi mengalami trauma berat.

Baca juga: Ironi Korupsi di Bekasi, Saat Dua Wali Kota Jatuh ke Lubang yang Sama

"Makanya saya baru berani bikin laporan ke Polsek Makasar hari Senin (3/1/2022) malam kemarin. Karena masih trauma, saya menenangkan diri dulu sebelum lapor ke polisi," tutur Titi.

Awal mula perselisihan

Anak Titi yang lain, Ramdoni (25) mengatakan, pengeroyokan bermula saat ia dan adiknya, Marwan, sedang dalam perjalanan pulang menuju ke kediamannya sekitar pukul 03.00 WIB.

"Jadi di jalan kampung pelaku geber-geber motornya. Nah saya sama adik mau lewat, pas kejadian posisi sama-sama bawa motor," kata Ramdoni, dilansir dari Wartakotalive.

Ketika itu, Ramdoni mengaku bersikap sopan dengan meminta maaf saat hendak melintas.

“Motor enggak serempetan, enggak ada apa-apa. Pas saya minta maaf terus ucapin selamat Natal dan Tahun Baru tiba-tiba mereka nyerang,” ujar Ramdoni.

Tidak hanya itu, para pelaku yang masih warga Cipinang Melayu tersebut juga mengejar sampai ke rumah hingga akhirnya terjadi penganiayaan juga terhadap sang ibu, Titi.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Kena OTT KPK Usai Heboh Anggaran Karangan Bunga Rp 1,1 Miliar

Para pelaku kemudian melakukan aksi penganiayaan secara membabi buta.

Polisi sebut bukan karena ucapan natal dan tahun baru

Polisi memastikan, penyebab pengeroyokan dan perampokan terhadap satu keluarga di RW 003 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, bukan karena ucapan Natal dan Tahun Baru 2022.

Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Budi Sartono mengatakan, insiden bermula saat motor pelaku dan korban serempetan.

"Bukan (karena ucapan Nataru), yang pasti itu titik permasalahan karena serempetan motor di depan rumah korban, di situlah terjadi cekcok," ujar Budi menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers, Kamis (6/1/2022).

Budi menduga, pelaku dalam kondisi mabuk.

"Mungkin dalam keadaan mabuk, itu yang masih kami dalami," kata dia.

Budi menyebutkan, otak pelaku pengeroyokannya adalah VO (23) yang motornya bersenggolan dengan korban.

"VO itulah yang membawa teman-teman dan keluarganya Berarti titik awalnya di VO ini," kata Budi.

Polisi telah menetapkan tujuh tersangka terkait pengeroyokan dan perampokan terhadap satu keluarga itu.

Dari tujuh tersangka, tiga di antaranya berhasil ditangkap, yakni AE (53), VO (23), dan AA (20).

Sementara itu, empat tersangka lainnya, yaitu LN, VG, AT, dan AG masih buron.

"Kejadiannya di Jalan Sulawesi ya, tanggal 1 Januari (2022), jadi pas tahun baru," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com