Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Baru Kubur Berharap Subsidi Air dari Palyja

Kompas.com - 06/01/2022, 16:37 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di RW 15 Kampung Baru Kubur, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara berharap mendapat bantuan subsidi air dari Palyja.

Harapan tersebut mengemuka menyusul terjadinya krisis air di empat RT RW 15 di wilayah tersebut, yang sudah terjadi selama tiga bulan lamanya.

Ketua RT 07 Tony mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima bantuan subsidi air dari Palyja selaku operator air yang digunakan di wilayah itu.

Baca juga: Kampung Bandan Tiga Bulan Kekurangan Pasokan Air, Palyja: Kami Mohon Kesabaran Warga

"Harapannya sih cuma satu untuk Palyja, tolong tanggapannya itu diperbaiki fasilitasnya. Kalau bisa ada subsidi air bersih dari Palyja untuk warga di sekitar RW 15 ini," ujar Tony saat ditemui di lokasi, Kamis (6/1/2022).

Tony mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kondisi krisis air yang terjadi kepada Palyja selaku operator.

Namun, tanggapan yang didapatkan hanya petugas survei yang datang ke lokasi dengan hanya mengecek meteran air saja.

Baca juga: 3 Bulan Krisis Air Bersih di Kampung Bandan, Palyja Sebut Penyebabnya Pipa Bocor

Tony mengatakan, mereka bahkan tidak memberi jawaban mengapa krisis air itu terjadi.

"Mereka enggak bikin alasan (jawaban), mereka bikin laporan hanya pengecekan, kemudian nanti ditindaklanjuti, sudah selesai itu saja," kata dia.

Selain itu, petugas juga sama sekali tidak melakukan pengecekan pipa saluran.

Tony mengatakan, di wilayahnya air tersebut sama sekali tidak mengalir. Kalaupun air mengucur, kata Tony, biasanya terjadi pada subuh dengan volume yang sangat kecil.

Baca juga: Tiga Bulan Krisis Air Bersih, Warga Kampung Bandan: Baru Seminggu Ini Dapat Bantuan dari Palyja

Selain itu, air juga terkadang kotor dan berbau busuk seperti bau air got, butek, serta hitam.

Akhirnya, ujar dia, selama air mati, rata-rata warga membeli air isi ulang hingga ada yang berlangganan air pikul.

"Tapi air pikul juga masih bau, sama. Terus kalau mau cuci-cuci, piring atau baju pakai air sumur yang ada," kata dia.

Di wilayahnya ini, kata dia, rata-rata warga menggunakan operator Palyja.

Adanya krisis air tersebut berdampak pada empat RT di RW 15, yakni RT 07, RT 06, RT 05, dan RT 04.

Menurut dia, setiap RT, lebih dari 20 kepala keluarga (KK) terkena dampak krisis air tersebut.

"Kami mengalami situasi begini kurang lebih tiga bulanan. Dampaknya banyak sekali, soalnya di sini banyak balita dan lansia. Terutama balita ini, butuh air bersih," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com