Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Warga Bekasi, Wali Kota dan Bupati Sama-sama Terjerat Korupsi...

Kompas.com - 07/01/2022, 16:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Ironi

Menurut anggota Ombudsman Republik Indonesia, Robert Na Endi Jaweng, kasus korupsi yang terus menjerat kepala daerah di wilayah Bekasi menjadi ironi. Di Kabupaten Bekasi, daerah itu memang secara struktur politik dan ekonomi rentan terhadap tindak pidana korupsi.

”Kabupaten Bekasi itu karena daerah kaya, letaknya strategis, banyak kawasan industri. Sementara struktur kekuasaan lokalnya di kuasai oleh elite-elite tertentu. Jadi, (potensi) terjadinya korupsi itu rentan,” kata Robert seperti dilansir Kompas.id.

Kondisi berbeda justru terjadi di Kota Bekasi. Sebab, daerah itu lebih banyak dihuni kelompok kelas menengah dan tempat tinggal warga yang bekerja di Jakarta. Kasus yang menjerat Rahmat Effendi juga cukup disesalkan lantaran selama masa kepemimpinan Rahmat, dia dinilai inovatif dan inklusif.

Di akhir 2021, Kota Bekasi mendapat penghargaan dari Ombudsman RI sebagai empat kota teratas dari 98 kota di seluruh Indonesia terkait dengan standar kepatuhan pelayanan publik.

”Kota Bekasi ini menjadi ironi. Sistem dibangun, tetapi godaan pada otoritas yang kuat dengan integritas yang lemah itu akhirnya menyebabkan (kepala daerah) mencampuri dan mengintervensi sistem yang ada. Masih ada pintu belakang dan ruang gelap kekuasaan,” ujar Robert.

Tanggapan warga Bekasi

Sejumlah warga Bekasi angkat bicara soal kasus korupsi yang terus terjadi di tempat tinggalnya.

Seorang warga Kota Bekasi bernama Ragil berharap agar ke depannya warga Bekasi lebih jeli dalam memilih pemimpin agar korupsi tidak menjadi budaya di Kota Bekasi.

"Saya rasa ini pukulan telak buat warga Bekasi dan saya juga berharap, warga Bekasi, seperti saya tidak lagi salah dalam memilih pemimpin. Saya berharap untuk tidak ada lagi kasus korupsi, agar tak menjadi budaya yang melekat khususnya di Kota Bekasi ini," pungkas Ragil.

Ragil sendiri mengaku terkejut dengan tertangkapnya Rahmat Effendi oleh KPK. Menurut dia, pada periode pertama Rahmat Effendi menjabat sebagai Wali Kota, kinerja dan pembangunan di Kota Bekasi terlihat nyata.

Saskia, pegawai swasta sekaligus warga Bekasi, mengaku tidak menyangka dengan kode "sumbangan masjid" yang digunakan Rahmat Effendi untuk meminta sejumlah uang.

"Pasti kaget dan enggak nyangka ya, korupsinya pakai kode sumbangan masjid. Kalau hal kayak begini saja sudah diketahui publik, saya makin enggak yakin kalau ada orang minta sumbangan atau bilang untuk sumbangan masjid," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com