Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penipuan Rekrutmen Pegawai, Pemkot Bekasi Ingatkan Jangan Tertipu Foto Profil Bersama Pejabat

Kompas.com - 10/01/2022, 14:54 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kota Bekasi, Karto, menegaskan kepada warga untuk tidak memberikan uang kepada oknum yang mengiming-imingi akan memberi pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di Pemerintahan Kota Bekasi.

Ia menjelaskan, bahwa oknum yang meminta sejumlah uang kerap memasang foto profil dengan pejabat pemerintah di aplikasi pesan singkatnya.

Hal itu sering digunakan oleh pelaku untuk meyakinkan korban yang hendak dijadikan pegawai TKK.

"Jangan sampai ada foto dengan pimpinan dijadikan modal, merasa dekat dengan wali kota, dengan wakil wali kota, dengan kepala BKD," ucapnya, saat dikonfirmasi, Minggu (9/1/2022).

Baca juga: Wali Kota Bekasi Kembali Korupsi, MAKI: Untuk Membuat Jera Perlu Pemiskinan

Ia juga mengatakan, bahwa hal itu di luar jangkauan mereka dan Pemkot Bekasi juga tidak akan melakukan hal tersebut.

"Itu oknum, di luar ranah kita, di luar jangkauan kita. Karena yang jelas kita tidak melakukan itu," ujar Karto.

Karto menambahkan, pembukaan rekrutmen TKK bergantung kepada pemimpin daerah. Untuk saat ini, Pemkot Bekasi belum membuka kembali penerimaan TKK.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati apabila ada oknum yang menjanjikan bisa menjadikan seseorang TKK dengan cara mencatut maupun mengatasnamakan pejabat dari Pemkot Bekasi.

"Saya berharap kepada masyarakat disampakan ketika ada masyarakat yang menjanjikan atau merasa bisa untuk memasukan jadi TKK, ya hati-hati terhadap oknum yang merasa dekat dengan pimpinan," ucap Karto.

Baca juga: Karangan Bunga Ucapan Selamat Penuhi Kantor Pemkot Bekasi

Kasus penipuan rekrutmen Pemkot Bekasi

Korban penipuan dengan modus rekrutmen pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi bermunculan setelah Wali Kota non-aktif Kota Bekasi, Rahmat Effendi, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kepolisian Resort Kota Bekasi menerima setidaknya sembilan laporan terkait dengan penipuan tersebut, seperti dilansir Tribun Jakarta.

Satu orang berinisial MAD (45) kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan itu. MAD bukan merupakan pegawai Pemkot Bekasi, melainkan pihak swasta.

"Modus operandi yang dilakukan tersangka itu menjanjikan kepada sembilan korban untuk diterima jadi pegawai honorer di lingkungan kerja Pemkot Bekasi," ujar Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Hengki, Sabtu (8/1/2022).

Dalam menjalankan aksinya, tersangka meminta uang dengan jumlah sekitar 30-35 juta rupiah kepada setiap korbannya.

Namun, hingga waktu yang dijanjikan, para korban tidak pernah mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan oleh MAD, sedangkan uang yang diberikan korban juga tidak pernah dikembalikan.

Artikel ini telah tayang di Wartakota dengan judul "Penipuan TKK Pemkot Bekasi Kerap Terjadi, Kepala BKPPD: Jangan Tertipu Foto Profil dengan Pejabat".


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com