Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 Datang, Warga Krukut Jakbar Kompak Tutup Pintu Rumah

Kompas.com - 11/01/2022, 10:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di RW 002 kelurahan Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, kompak bersembunyi di rumah mereka masing-masing saat Satgas Covid-19 mendatangi kawasan itu pada Senin (10/1/2021) pagi. Wilayah yang semula penuh dengan hiruk pikuk aktivitas warga itu mendadak menjadi sepi.

Seperti dilaporkan Kompas.id, awalnya warga dan kendaraan lalu lalang di wilayah padat penduduk itu. Pedagang pasar menata lapak dan bertransaksi jual beli di Pasar Krukut. Orangtua sibuk mengantar jemput anaknya ke sekolah seiring dengan kebijakan pembelajaran tatap muka 100 persen.

Namun warga spontan menghentikan aktivitas dan masuk ke dalam rumah saat melihat kedatangan petugas gabungan yang terdiri dari aparatur kelurahan, puskesmas hingga TNI-Polri. Pedagang di pasar juga langsung merapikan lapak sebelum pergi.

Pemukiman padat penduduk yang dihuni sedikitnya 300 warga itu pun langsung lengang. Sebagian besar pintu rumah terkunci rapat. Hanya tersisa kendaraan yang terparkir di gang-gang selebar 1-2 meter.

Baca juga: Tes Massal di Krukut Pasca Munculnya Klaster Covid-19, Ada Warga Sembunyi dan Kasus Positif Naik Jadi 40

Adapun kedatangan petugas gabungan ke wilayah itu bukan tanpa alasan. Sebelumnya ditemukan sudah ada 36 warga disana yang terinfeksi Covid-19.

Total sudah ada empat RT di RW 002 yang menerapkan lockdown karena warganya terpapar Covid-19, yakni RT 08, RT 10, RT 11, dan RT 14.

”Zona merah virus (Covid-19). Wilayah pengendalian ketat (WPK) telah diterapkan di wilayah RT 008, 010, 011, dan 014 di RW 002 Kelurahan Krukut. Selain warga dilarang keras masuk. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi”.

Demikian tulisan berwarna merah dan hitam pada spanduk putih di depan akses masuk yang ditutup.

Baca juga: PTM 100 Persen di Bogor, Depok, dan Bekasi Ditunda, Jakarta Jalan Terus

Banyak Warga Enggan Ikut Tes Massal

Petugas gabungan mendatangi RW 002 kelurahan Krukut untuk melakukan tes massal Covid-19 kepada warga setempat. Namun rencana tes PCR kepada 500 warga nyaris buyar.

Bisa dihitung jari jumlah warga yang datang ke Puskesmas Krukut, Lapangan SMK Negeri 35 Jakarta, Pasar Krukut, dan Lapangan Garuda untuk mengikuti tes.

”(Saya) tidak tahu sama sekali ada warga kena Covid-19 karena beraktivitas di rumah saja. Tiba-tiba sudah micro-lockdown. Tadi dipanggil ikut tes, datang saja,” tutur Endrayanti (39), warga setempat yang ikut tes PCR bersama dua anak balitanya.

Baca juga: Nasib Korban Wanprestasi Ustaz Yusuf Mansur: Investasi Pakai Uang PHK Berujung Buntung, Kini Terancam Dipolisikan

Camat, lurah, TNI, dan Polri, serta RW 002 tidak tinggal diam melihat sepinya lokasi tes PCR. Mereka menyambangi warga dari pintu ke pintu, membujuk untuk ikut tes meskipun diwarnai penolakan dan perdebatan.

Bong Tji Moi (45), warga setempat, misalnya, beralasan hendak mengantarkan paket ketika dibujuk untuk ikut tes. Ia tak bisa menunda pengantaran dan harus diantar olehnya karena paketnya penting.

”Saya harus antar paket ini dulu. Tidak bisa ditunda. Nanti kembali baru saya ikut tes,” ujarnya kepada Camat Taman Sari dan Ketua RW 002. Setelah hampir 30 menit dibujuk, akhirnya ia sepakat meninggalkan fotokopi KTP-el dan berjanji akan ikut tes setelah mengantar paket.

Baca juga: Ada 4 RT Zona Merah di Krukut Tamansari, Tes Covid-19 Massal Digelar Tiga Hari Berturut-turut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com