Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajer Proyek JIS Akan Koordinasi dengan KAI untuk Tertibkan Bangunan Liar di Tepi Rel KA

Kompas.com - 14/01/2022, 14:08 WIB
Sania Mashabi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Proyek Jakarta International Stadium (JIS) Arry Wibowo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menertibkan bangunan liar yang didirikan warga di sekitar JIS.

Sebab, menurut dia, bangunan liar tersebut berlokasi di lahan milik PT KAI.

"Kami intens berkomunikasi dengan PT KAI secara langsung maupun forum, pernah juga dilakukan kordinasi bersama wali kota," kata Arry di JIS, Jakarta Utara, Jumat (14/1/2022).

"Sebenarnya kami mau ngajak PT KAI untuk bareng-bareng melakukan treatment terhadap warga yang saat ini menempati, khususnya di sisi-sisi rel kereta api," lanjut dia.

Baca juga: Kontrasnya Gubuk Tripleks Warga Kampung Bayam di Balik Kemegahan Jakarta International Stadium

Arry memahami, banyak masyarakat melihat proyek JIS sudah hampir rampung tetapi sampai saat ini permukiman kumuh di sekitarnya masih ada.

Padahal, lanjut dia, meski pengerjaan JIS hampir selesai, permukiman tersebut tidak bisa serta merta ditertibkan karena tidak berada langsung di area stadion.

"Yang jelas kami terus melakukan komunikasi, dan kami tidak sendiri, kami dibantu dari Pemprov, wali kota dilakukan terus monitoring dan rapat-rapat untuk menyelesaikan warga yang masih ada di area pesisir rel kereta," ujarnya.

Sementara itu, permukiman kumuh yang berada di area Kampung Bayam, Jakarta Utara, sudah ditertibkan.

Baca juga: Warga Kampung Bayam Gusuran JIS Tinggal di Pinggir Rel, Wali Kota: Harus Koordinasi dengan PT KAI

Adapun deretan gubuk berdinding tripleks dan beratap seadanya berdiri di balik megahnya Jakarta International Stadium yang tengah dibangun Pemprov DKI Jakarta.

Gubuk-gubuk itu didirikan di tepi rel kereta api. Penghuninya didominasi warga yang merupakan pemulung.

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, harus ada koordinasi dengan PT KAI terkait warga gusuran Kampung Bayam yang bertahan dengan mendirikan bedeng di pinggir rel kereta.

Sebab, kata dia, tidak mungkin langsung ada penindakan represif kepada warga yang bermukim di sana.

"Jadi kita buka-buka dialog terus. Saya harap ini juga bisa dicarikan solusi bersama, pengertian di lokasi tersebut bahaya dan bukan peruntukkannya harus dimengerti semua pihak," kata Ali di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Jumat (7/1/2022).

Baca juga: Nasib Miris Warga Kampung Bayam yang Tinggal di Pinggir Rel Kereta akibat Tergusur Proyek JIS

Apalagi, ujar Ali, masih ada beberapa rumah susun (rusun) yang lebih layak untuk tempat warga tinggal.

Salah satu alasan warga bertahan dengan membangun atau menyewa bedeng di pinggir rel kereta api tepat di depan bangunan JIS itu adalah karena tidak punya tempat tinggal dan belum menerima kompensasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com