Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2022, 18:26 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - SMA Negeri 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan melakukan tracing dengan tes PCR kepada pelajar dan guru setelah satu murid dinyatakan terpapar Covid-19.

Hal itu dikatakan Kepala SMA Negeri 6, Wanito Handoyo saat dikonfirmasi, Jumat (14/1/2022).

"Kita semua tracing, jadi seluruh peserta didik seluruh guru, karyawati kita tracing. Kita PCR semua," kata Wanito.

Wanito mengatakan, hasil untuk tes PCR dari semua pelajar dan guru belum keluar. Dia berharap hasil tes PCR seluruh pelajar dan guru negatif Covid-19.

Baca juga: Pemkot Jaksel Lakukan Tracing di 6 Sekolah yang Ditutup akibat Covid-19

"Semoga kita berharap seperti itu (negatif). Sebenarnya pertemuan terakhir dengan anak (terpapar) itu Senin. Dia tidak ada tanda tanda bahwa dia ada gejala seperti itu," ucap Wanito.

Wanito sebelumnya menjelaskan, ada satu murid kelas X yang terpapar Covid-19.

Murid itu dinyatakan terkonfirmasi setelah sebelumnya izin tidak masuk sekolah untuk kepentingan tes PCR, Senin (10/1/2022).

"Pada hari Kamis kemarin, hasil terkonfirmasi Covid-19, dari puskesmas menghubungi kita," ujar Wanito.

Wanito menegaskan, murid yang merupakan warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu bukan terpapar virus Corona varian Omicron.

Baca juga: Disdik DKI Masih Dalami Penyebab 12 Siswa Terpapar Covid-19 Saat PTM Digelar

Adapun saat ini proses pembelajaran tatap muka yang sebelumnya sudah berjalan dengan kapasitas 100 persen kembali dihentikan sementara.

"Bukan Omicron, tapi Covid-19 biasa. Itu kan sudah terintegrasi, jadi begitu ada seperti itu pihak puskesmas menghubungi kita, karena puskesmas sebagai satgas kecamatan, instruksinya apa, kita harus meliburkan," kata Wanito.

Wanito mengatakan, selama proses PTM dihentikan sementara proses belajar dan mengajar tetap berjalan dengan dilakukan secara daring.

"Kembali melakukan pembelajaran jarak jauh secar online atau daring. Anak-anak belajar di rumah tapi hanya hari Jumat, Senin dan Selasa," kata Wanito.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Megapolitan
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Megapolitan
Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto 'Prawedding' Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto "Prawedding" Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Megapolitan
Klarifikasi Maxim Soal 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Klarifikasi Maxim Soal "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Megapolitan
Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Megapolitan
Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Megapolitan
'Vibes' Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Vibes" Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

Megapolitan
Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Megapolitan
Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Megapolitan
Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, 'Vibes' Jepang Pun Hilang...

Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, "Vibes" Jepang Pun Hilang...

Megapolitan
Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Megapolitan
Pelintasan Liar di DKI Jakarta Harus Segera Ditutup Agar Tak Lagi Makan Korban

Pelintasan Liar di DKI Jakarta Harus Segera Ditutup Agar Tak Lagi Makan Korban

Megapolitan
Bersedia Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Ajukan Syarat ke Pemprov DKI

Bersedia Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Ajukan Syarat ke Pemprov DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com