JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Polisi Nasional menyoroti kabar soal tahanan narkoba di Polres Metro Jakarta Selatan, FNS (33), yang tewas dengan kondisi penuh luka lebam di sekujur tubuhnya.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti meminta agar kasus kematian tahanan tersebut diusut, terlebih jika ditemukan adanya dugaan tindakan penganiayaan di dalam tahanan.
Ia menyarankan agar jenazah FNS diotopsi untuk membuktikan penyebab kematiannya.
"Kalau masih ada keraguan soal penyebab kematian karena hal lain, maka disarankan otopsi. Tentu saja jika ada dugaan penganiayaan ya perlu diusut tuntas," ujar Poengky saat dihubungi, Senin (17/1/2022).
Poengky mengaku telah meminta penjelasan terkait penyebab kematian FNS kepada Polres Metro Jakarta Selatan.
Baca juga: Polisi Sebut Tahanan Polres Jaksel Tewas karena Sakit Demam
Dari keterangan yang ia dapat, tahanan asal Medan, Sumatera Utara, itu meninggal karena sakit yang dialami beberapa waktu terakhir.
"Penjelasan dari Kapolrestro Jakarta Selatan tentu (meninggal karena sakit) berdasarkan visum dokter. Yang paling penting mengetahui penyebab kematian. Jika kematian dianggap wajar karena sakit ya tidak masalah," kata Poengky.
FNS dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (13/1/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
FNS sebelumnya ditangkap Polres Jakarta Selatan terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.
Rekan FNS, B, menceritakan bahwa FNS mengeluh sakit di sekujur tubuhnya sebelum meninggal.
Baca juga: Tahanan Narkoba Polres Jaksel Tewas, Rekannya Sebut Ada Luka Lebam di Tubuh Korban
B mengetahui hal itu setelah menjenguk FNS di rumah sakit pada Kamis sore, sebelum FNS meninggal.
"Ini pengakuan F ya. Aku juga melihat itu luka di kaki kulitnya pecah, jadi menimbulkan bercak darah banyak, kemudian bagian paha," kata B saat dikonfirmasi, Jumat (14/1/2022) malam.
B menduga FNS dianiaya. Sebab, saat B menjenguknya, FNS mengaku kerap dipukuli di dalam penjara. Namun, B tidak menyebutkan pelaku yang memukul FNS.
"Jam 4 sore (sebelum meninggal), dia masih sempat ketemu aku. Di situ dia ngadu dia dipukuli. Jadi hampir setiap hari dia dipukuli," ujarnya.
B menjelaskan, FNS mulanya mendapat penanganan medis di RS Kramatjati pada 10 Januari 2022 karena keluhan sakit di sekujur tubuhnya.
Baca juga: 6 Sekolah di Jaksel Ditutup akibat Covid-19, Berikut Daftarnya
Selama beberapa waktu dirawat, kondisi FNS membaik dan dikembalikan ke dalam rutan Polres Jakarta Selatan.
"Di Rumah Sakit Polri, dia dikasih obat-obatan sama vitamin dan infus sebentar, habis itu dipulangkan lagi (ke tahanan)," kata B.
Tak lama setelah kembali ke rutan, FNS kembali mengeluhkan sakit di luka lebam di sekujur tubuhnya hingga ia harus kembali mendapatkan perawatan pada 12 Januari 2022.
"Tanggal 12 Januari, dia masuk rumah sakit lagi. Drop lagi. Tadinya mendingan, sudah bisa ngobrol. Kondisi sudah seperti lumpuh, tidak bisa jalan, kami ke sana (RS Polri), kemarin malam sampai dia (meninggal) jam 8 malam," kata B.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.