JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, penyebaran kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Jakarta akan terus terjadi hingga beberapa waktu ke depan.
Menurut Dicky, puncak kasus Omicron di Ibu Kota diprediksi akan terjadi pada Februari 2022.
"Ini Jakarta belum puncaknya. Kemungkinan Februari 2022 ini (puncak kasus Omicron) di Jakarta dan daerah luar Jakarta terutama luar Jawa paling lambat Maret 2022," kata Dicky saat dihubungi pada Senin (17/1/2022).
Dicky mengatakan, puncak kasus Omicron diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat karena penularannya yang cepat.
Terlebih lagi, orang yang terpapar Omicron mayoritas tidak mengalami gejala apa pun.
"Sehingga ada dua amplikasi dari tidak gejala ini adalah pertama umumnya tidak terdeteksi. Kedua, ini yang membuat ledakan cepat tanpa diketahui," ucap Dicky.
Baca juga: Ironi PTM 100 Persen di Jakarta, Jalan Terus Saat Omicron Merebak, Prokes Mulai Longgar...
Menurut Dicky, Pemprov DKI Jakarta harus mempercepat pelacakan kasus masyarakat yang terpapar Omicron.
Sebab, kata Dicky, Jakarta merupakan indikator situasi paparan Covid-19 maupun varian baru dalam skala nasional.
"Ketika Jakarta buruk, Indonesia memburuk. Ketika Jakarta baik, Indonesia membaik. Bukan berarti penyebabnya itu Jakarta, tapi indikator ini terjadi akibat Jakarta memiliki kapasitas paling memadai dan mumpuni menemukan atau mendeteksi kasus," pungkas Dicky.
Baca juga: Kronologi Melesatnya Omicron di Jakarta, Capai 720 Kasus dalam Sebulan
Sebagaimana diketahui, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendata ada 720 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi varian Omicron.
Dari jumlah tersebut, 21 persen atau sebanyak 153 merupakan penularan dari transmisi lokal atau penularan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Sisanya, 78,8 persen atau 567 kasus dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat tiba di Indonesia.
Transmisi lokal Omicron yang sebelumnya sangat sedikit mulai merangkak naik menyaingi angka kasus Covid-19 varian Omicron dari penularan impor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.