Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI: Program Anies Cuma Bagus di Kata-kata

Kompas.com - 17/01/2022, 15:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyindir program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada era Anies Baswedan sering kali hanya bagus di penamaan atau kata-kata. 

Ia menyinggung soal program Kampung Susun Bayam di Jakarta Utara. Program kampung susun itu semula disiapkan bagi warga di Kampung Bayam yang terdampak oleh pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Namun, baru-baru ini justru muncul rencana untuk menjadikan Kampung Susun Bayam sebagai tempat tinggal pekerja pendukung operasional JIS.

"Kalau ujung-ujungnya Kampung Susun Bayam untuk para pekerja pendukung JIS, buat apa dilakukan CAP. Itu namanya menipu. Membohongi publik," kata Prasetio melalui keterangan tertulis, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Kampung Susun Bayam Dibangun Bukan untuk Warga Terdampak JIS, Ketua DPRD: Pembohongan Publik!

CAP adalah community action plan (CAP) yang dilakukan sebelum pemerintah membangun sebuah fasilitas. Melalui CAP, pemerintah meminta masukan dari warga terkait proyek yang akan dibangun.

Menurut Prasetyo, Kampung Susun Bayam percuma dibangun jika tidak diperuntukkan warga Kampung Bayam yang terdampak proyek JIS.

"Bilang saja dari awal warga Kampung Bayam digusur. Ganti juga istilah Kampung Susun Bayam," ujar Prasetio

"Sering kali program Pemprov sekarang cuma bagus di kata-kata, tapi kenyataannya buruk," sambungnya.

Baca juga: Sindir Giring lewat Nidji, Gaya Komunikasi Politik Anies Dinilai Mirip Jokowi

Politisi PDI-Perjuangan ini pun mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga Kampung Bayam. Prasetio menilai warga tersebut tidak boleh dibiarkan hidup susah dengan rumah kumuh, termasuk yang berada di pinggir rel kereta api.

Kampung Susun Bayam untuk pekerja JIS

Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Arry Wibowo sebelumnya mengatakan, Kampung Susun Bayam akan ditempati oleh pekerja pendukung operasional JIS.

"Memang ini stadion gede banget. Perlu fasilitas pekerja di mana sehari hari mereka berkolaborasi merawat (JIS), seperti cleaning service dan tenaga kerja, sekuriti, dan lain-lain, harapannya bisa ditampung di situ," ucap Arry di JIS, Jumat (14/1/2022).

Baca juga: Jakpro Sebut Kampung Susun Bayam Akan Ditempati Pekerja JIS, Bagaimana Nasib Warga Terdampak?

Pihaknya segera melakukan seleksi pekerja yang akan merawat bangunan stadion dan sekitarnya. Jakpro masih belum mengetahui jumlah pasti pekerja yang akan tinggal di kampung susun tersebut.

"Nanti akan dilakukan mekanisme seleksi oleh Pemprov DKI, jadi kami menerima itu setelah diseleksi oleh Pemprov," lanjut dia.

Warga tinggal di pinggir rel kereta

Sebelumnya diberitakan bahwa pembangunan JIS berdampak pada tempat tinggal warga di Kampung Bayam. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun berjanji akan merelokasi warga terdampak ke sebuah kampung susun berbentuk rumah susun (rusun).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penataan Kampung Bayam yang terdampak pembangunan JIS sudah dimulai sejak Desember 2021. Dia menjelaskan, penataan kampung yang digusur karena pembangunan JIS itu diperkirakan selesai pada Maret 2022.

"Ya penataan Kampung Bayam itu sudah mulai Desember 2021-Maret 2022," ucap Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/1/2022) malam.

Baca juga: 5 Poin Gugatan Apindo ke Anies Baswedan soal Kenaikan UMP DKI

Riza menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta sudah menugaskan badan usaha milik daerah (BUMD) PT Jakpro untuk penataan tersebut. Dalam penataan itu, ada 135 unit rumah yang akan dibangun agar kawasan JIS bisa tertata dengan baik sebagai ikon baru Kota Jakarta.

"Prinsipnya kawasan JIS akan kami tata sebaik mungkin karena ini tidak hanya menjadi ikon Jakarta, tapi ke depannya akan menjadi kebanggaan kita memiliki stadion olahraga, stadion sepak bola berkelas internasional dan tidak kalah dengan stadion yang sudah ada di dunia ini," kata Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com