Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Narkoba Polres Jaksel Tewas, Keluarga Bakal Lapor ke Propam Polri

Kompas.com - 19/01/2022, 20:42 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga tahanan narkoba Polres Jakarta Selatan, Fredy Nicolaus Siagian berencana melapor ke Propam Mabes Polri, terkait kematian putranya.

Fredy meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (13/1/2022) malam. Korban disebut tewas dengan luka di beberapa bagian tubuh.

"Kami masih mengumpulkan beberapa bukti lain. Kalaupun ada bukti yang mengarah (dugaan pelanggaran) mungkin kita laporkan ke Propam Mabes Polri," ujar kuasa hukum keluarga Fredy, Antonius Badar Karwayu saat dihubungi, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Tahanan Polres Jaksel Tewas, Keluarga Laporkan Kejanggalan Kematiannya ke Komnas HAM

Namun, Antonius belum bisa memastikan kapan waktu laporan ke Propam Mabes Polri dilakukan.

Hal itu karena masih menunggu keluarga Fredy yang berada di Medan, Sumatera Utara.

"Belum kami pastikan. Memang saat ini kami menunggu jadwal dari keluarga, karena kan kakak (Fredy) itu harus ikut membuat laporan. Itu kita akan mendampingi," kata Antonius.

Sebelumnya, keluarga Fredy telah melapor ke Komisi Nasional (Komnas) HAM karena kematian putranya itu diduga ada pelanggaran.

"Baru Selasa kemarin membuat pengaduan ke Komnas HAM," ujar Antonius.

Baca juga: Jenazah Tahanan Polres Jaksel yang Tewas Diotopsi, Kuasa Hukum Sebut Ada Luka di Tubuhnya

Antonius mengatakan, pelaporan ke Komnas HAM dilakukan seusai adanya pernyataan dari dokter yang mengotopsi menemukan luka-luka pada tubuh Fredy.

"Kita sudah dengar hasil otopsi, terus kita dengar dari beberapa kerabat yang melihat kejanggalan itu. Makanya kita duga ada pelanggaran HAM," ucap Antonius.

Fredy sebelumnya ditangkap Polres Jakarta Selatan terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.

Rekan Fredy berinisial B menceritakan bahwa Fredy mengeluh sakit di sekujur tubuhnya sebelum meninggal.

B mengetahui hal itu setelah menjenguk Fredy di rumah sakit pada Kamis sore, sebelum Fredy meninggal.

Baca juga: Anggota Polres Jaksel Diperiksa Terkait Kematian Tak Wajar Tahanan Narkoba

"Ini pengakuan F ya. Aku juga melihat itu luka di kaki kulitnya pecah, jadi menimbulkan bercak darah banyak, kemudian bagian paha," kata B saat dikonfirmasi, Jumat (14/1/2022) malam.

B menduga Fredy dianiaya. Sebab, saat B menjenguknya, Fredy mengaku kerap dipukuli. Namun, B tidak menyebutkan pelaku yang memukul Fredy

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com