Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta yang Tak Semanis Klaim Anies: 6 Jam Tak Surut, Ribuan Warga Mengungsi

Kompas.com - 20/01/2022, 05:29 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto peta sebaran hujan Jabodetabek melalui akun Instagram @aniesbaswedan, Rabu (19/1/2022).

Dalam unggahannya tersebut, Anies membubuhkan keterangan soal capaian penanganan banjir yang melanda Ibu Kota pada Selasa (18/1/2022).

Dia mengeklaim, penanganan banjir akibat intensitas hujan yang tinggi bisa berjalan dengan baik karena kerja cepat dan sistematis dari Pemprov DKI Jakarta.

"Alhamdulillah, berkat kesiapan dan tanggapnya jajaran Pemprov DKI Jakarta sebagian besar titik banjir kemarin sudah surut di hari yang sama," kata Anies.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan)


Anies mengunggah beberapa foto yang menggambarkan jajaran Pemprov DKI Jakarta bekerja menangani luapan banjir di beberapa tempat.

Anies menyatakan, keberhasilan penanganan banjir adalah kerja dari seluruh jajaran Pemprov DKI secara senyap dan tuntas.

"Semua dikerahkan untuk memompa dari kawasan tergenang dan dialirkan ke saluran/kanal/sungai. Surut cepat karena semua sumber daya dikerahkan. Itulah kerja jajaran DKI: senyap dan tuntas!" kata dia.

Baca juga: Sindir Anies Kerja Senyap Saat Banjir, Fraksi PDI-P: Karena Memang Tidak Ada yang Dikerjakan

Foto dan keterangan banjir tersebut Anies unggah sekitar pukul 13.09 WIB. Ironisnya, pukul 12.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperbarui data titik banjir semakin meluas.

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Moh Insaf mengirim keterangan bahwa ada 93 RT di Jakarta yang masih terendam banjir dengan ketinggian air 40-100 sentimeter.

"Update info genangan 19 Januari 2022 sampai dengan pukul 12.00 WIB, informasi genangan saat ini ada 93 RT," kata Insaf.

Data BPBD tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Gubernur Anies yang menyebut banjir cepat surut dengan maksimal waktu enam jam seperti yang dijanjikan.

Titik banjir bertambah, ribuan jiwa mengungsi

Titik banjir yang meluas tidak berhenti sampai pukul 12.00 WIB. Insaf kembali memberikan data sampai dengan pukul 15.00 WIB di hari yang sama titik banjir bertambah menjadi 102 RT.

Titik banjir didominasi di wilayah Jakarta Barat dengan jumlah 93 RT, sedangkan wilayah lain berada di Jakarta Utara dengan 9 RT.

Baca juga: Titik Banjir di Jakarta Semakin Meluas Rabu Sore, Ribuan Jiwa Mengungsi

Adapun titik banjir yang meluas paling banyak berada di Kelurahan tegal dengan jumlah 34 RT, Kelurahan Kamal 32 RT, Kelurahan Cengkareng Barat 19 RT, Kelurahan Kapuk 8 RT, dan Kelurahan Cilincing 9 RT.

Dari Jumlah titik tersebut, terdapat 1.194 jiwa dari 310 kepala keluarga harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Adapun pengungsi terbanyak berada di Kelurahan Tegal Alur sebanyak 234 kepala keluarga dan 965 jiwa, disusul Kelurahan Cengkareng Barat 45 kepala keluarga 130 jiwa, Kelurahan Kamal 23 kepala keluarga 64 jiwa, dan Kelurahan Cilincing 8 kepala keluarga 35 jiwa.

Banjir tersebut menggenangi permukiman warga lebih dari enam jam, khususnya di Kelurahan Tegal Alur.

Data BPBD DKI Jakarta mencatat bahwa pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama, sudah ada 20 RT wilayah Kelurahan Tegal Alur yang terendam banjir. Ada 11 lokasi pengungsian yang disediakan untuk menampung ratusan jiwa yang terdampak bencana musiman tersebut.

Baca juga: 2 Hari Terjebak Banjir, Sebagian Warga Tegal Alur Belum Dapat Bantuan

Begitu juga di Kelurahan Kamal, dari pukul 06.00 sudah ada 11 RT yang direndam banjir.

Disindir "kerja senyap" karena tak ada yang dikerjakan

Klaim penanganan banjir yang diunggah Gubernur Anies yang berbeda dengan fakta data BPBD DKI disindir oleh Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono.

Dia sangat setuju dengan diksi "kerja senyap" yang dipilih Anies karena, menurut Gembong, tidak ada upaya yang dilakukan Pemprov DKI terkait pengendalian banjir Jakarta.

"Ya memang senyap, Pak Anies betul itu bahasanya memang enggak ada yang dikerjakan," kata Gembong.

Gembong mengatakan, tidak ada satu pun program penanganan banjir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022 yang dikerjakan Anies.

Baca juga: Kala Anies Klaim Banjir Cepat Surut di Saat Titik Banjir Semakin Bertambah...

Anies justru berfokus pada pembangunan sumur resapan yang akhirnya tidak efektif mengentaskan banjir Jakarta.

"Tidak mengerjakan apa-apa, tidak ada aksi apa-apa kecuali aksi yang bersifat rutin ya gerebek lumpur itu aksi (yang dilakukan Anies). Jadi kalau pak Anies mengatakan kerja senyap ya memang betul, saya mengatakan betul 100 persen," kata dia.

Gembong juga tak heran bila titik banjir hari ini terus bertambah dari pukul 06.00 WIB hanya 31 titik banjir, pukul 15.00 WIB titik banjir bertambah menjadi 102 RT.

Titik banjir yang terus meluas, kata Gembong, sebagai bukti Anies tidak mengerjakan apa pun terkait prioritas pengentasan banjir Jakarta.

"Karena selama 5 tahun memang pengentasan persoalan banjir tidak dilakukan eksekusi sama sekali sebagaimana tertuang dalam RPJMD," ucap Gembong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com