DEPOK, KOMPAS.com - Lucas Lucky Ngalngola alias Bruder Angelo, terdakwa kasus kekerasan seksual terhadap anak Panti Asuhan Kencana Benjana Rohani, divonis oleh Pengadilan Negeri Depok, Kamis (20/1/2022) kemarin.
Bruder Angelo divonis 14 penjara dan denda Rp 100 juta, subsider tiga bulan penjara atas kasus kekerasan seksual di panti yang dikelolanya.
Namun, hingga vonis hakim diketok di Pengadilan Negeri Depok, Bruder Angelo tak juga akui perbuatan.
Baca juga: Bruder Angelo yang Cabuli Anak Panti Asuhan di Depok Divonis 14 Tahun Penjara dan Denda Rp 100 Juta
Sikap itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman berat.
Empat unsur yang memberatkan terdakwa
Hakim Ketua Pengadilan Negeri (PN) Depok Ahmad Fadil menyatakan, ada empat hal yang memberatkan vonis terhadap terdakwa.
Pertama, perbuatan terdakwa merupakan perbuatan tercela. Kedua, perbuatan terdakwa dapat merusak mental dan tumbuh kembang anak ke depannya.
Hal ketiga yang memberatkan vonis Bruder Angelo yakni dia tidak mengakui perbuatannya. Terakhir, hakim juga mempertimbangkan status terdakwa yang merupakan seorang pemuka agama.
Baca juga: Pelaku Cabul Bruder Angelo Divonis 14 Tahun Penjara, Hakim: Dia Merusak Mental Anak
"Terdakwa merupakan bruder, seorang rohaniawan yang semestinya menjadi contoh yang baik, semestinya tahu bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma norma agama," ujar Fadil dalam persidangan.
Divonis 14 tahun penjara dan denda Rp 100 juta
Dalam persidangan, Angelo dinyatakan terbukti bersalah atas kekerasan dan pencabulan terhadap anak panti asuhan yang dikelolanya.
"Menyatakan terdakwa Lukas Lucky Ngalngola alias Bruder Angelo terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan ancaman kekerasan, memaksa anak untuk melakukan perbuatan cabul yang dilakukan oleh pengasuh anak secara berlanjut," kata Ahmad Fadil dalam persidangan.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 14 tahun dan denda sejumlah Rp 100 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti pidana kurungan selama 3 bulan," lanjutnya.
Bruder Angelo terbukti bersalah melanggar Pasal 82 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Adapun vonis ini sama dengan tuntutan jaksa penuntut umum.