JAKARTA, KOMPAS.com- Bayangkan bila Anda berada dalam posisi sebagai pejalan kaki yang baru saja keluar dari Mal Kota Kasablanka dan berniat menyeberang ke salah satu rumah makan yang ada di seberangnya.
Posisi sebagai pejalan kaki yang dimaksudkan di sini adalah pejalan kaki yang benar-benar tidak tergantung pada kendaraan bermesin.
Bila Anda pernah berada dalam posisi tersebut, Anda akan mendapati fakta bahwa ada median jalan di depan mal yang diberi pagar setinggi sekitar 1,5 meter atau kira-kira setinggi leher lelaki dewasa.
Adanya pagar tersebut membuat Anda tak bisa dengan mudah menyeberang ke rumah makan yang dituju, walau jaraknya dari mal kurang dari 50 meter.
Baca juga: Memosisikan Diri sebagai Manusia Tanpa Mesin di Kota Car-Oriented
Adanya pagar di median jalan juga memaksa Anda mengakses jembatan penyeberangan orang (JPO) yang lokasinya sekitar 400 meter dari depan mal.
Keharusan untuk mengakses JPO membuat total jarak yang harus Anda tempuh bisa mencapai sekitar 800 meter, dari yang seharusnya kurang dari 50 meter.
Selain jarak lebih jauh, waktu tempuh yang Anda habiskan juga jadi jauh lebih lama, yakni mencapai 10 menit dari yang seharusnya hanya perlu beberapa detik.
Sementara itu, bila Anda memutuskan menyeberang menggunakan sepeda motor atau mobil, waktu tempuh Anda jauh lebih cepat, yakni hanya sekitar 5 menit jika dalam kondisi tidak macet.
Jika menggunakan sepeda motor atau mobil, Anda hanya perlu berputar balik di u-turn kolong flyover Jalan KH Abdullah Syafei.
Selain tak efisien dari segi jarak dan waktu dibanding naik kendaraan bermotor, masih ada "siksaan" tambahan lain yang harus diterima pejalan kaki yang ingin menyeberang di Jalan Casablanca, yakni naik turun JPO yang punya 40 anak tangga saat naik dan 40 anak tangga saat turun.
Masing-masing anak tangga pada JPO Jalan Casablanca memiliki tinggi sekitar 10 sentimeter dan lebar sekitar 1 meter.
Apabila Anda adalah pejalan kaki yang masih muda dan bugar, mungkin tak akan masalah jika diharuskan menyeberang dalam kondisi seperti penjelasan di atas.
Namun, bayangkan seandainya Anda dalam posisi sebagai lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas...
Baca selengkapnya dalam JEO: Kisah Jakarta, Kota yang Dirancang untuk Kendaraan Bermotor, Bukan Manusia...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.