Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2022, 16:40 WIB
Sania Mashabi,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemilogi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai perlu ada kecermatan dalam melakukan penelusuran kontak (contact tracing) Covid-19 untuk melihat awal mula munculnya klaster sekolah.

Sebab, menurut dia, apabila tracing tidak cermat maka tidak bisa dipastikan penyebab awal anak-anak yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen itu tertular Covid-19.

"Kalau tidak cermat ya seperti kita menuduh penularannya ada di rumah, kemudian ada di jalan. Itu kan kalau tracing-nya enggak cermat ya sulit ditentukan. Bagaimana kita tahu penularannya di rumah, bagaimana kita tahu penularannya di sekolah?" kata Miko saat dihubungi, Minggu (23/1/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, Epidemiolog Sarankan WFH Ditingkatkan dan Tunda PTM

Miko mengatakan, saat ini diduga telah muncul penularan di sekolah saat pelaksanaan PTM 100 persen.

Oleh karena itu, ia menilai sebaiknya PTM kembali ditiadakan dan kembali dilakukan secara daring di rumah masing-masing.

"Kalau klaster sekolahnya gak ada ya mungkin penularannya di rumah atau di jalan. Karena Indonesia ini tidak memeriksa orang yang tanpa gejala walaupun dia kontak dengan kasus," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penularan Covid-19 rata-rata tidak disebabkan oleh penyelenggaraan PTM 100 persen.

Menurut dia, penularan justru terjadi di luar sekolah.

"Jadi penularannya kalau kita lihat dari data yang ada, sekolah itu rata-rata hanya satu, paling banyak dua. Paling ada satu sekolah jumlahnya 9, SMKN 35," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Kasus Omicron Bertambah, Pemkot Tangerang Akan Sesuaikan Aturan WFH dan PTM

"Jadi kalau jumlahnya kecil itu dapat dipastikan penularannya tidak terjadi di sekolah," lanjut dia.

Riza menuturkan, penularan tersebut bisa terjadi di rumah, perjalanan dari rumah menuju sekolah, ataupun sebaliknya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan anak-anak sekolah agar tetap terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Pastikan setelah sampai di sekolah, selesai kegiatan belajar mengajar kembali ke rumah," ucap Riza.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Megapolitan
Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Megapolitan
Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Megapolitan
Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Megapolitan
Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Megapolitan
Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Megapolitan
Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, 'Ngaku' Belajar Otodidak

Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, "Ngaku" Belajar Otodidak

Megapolitan
Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Megapolitan
Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Megapolitan
Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Megapolitan
Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Megapolitan
Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Megapolitan
Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Megapolitan
Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Megapolitan
Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com