JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemilogi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai perlu ada kecermatan dalam melakukan penelusuran kontak (contact tracing) Covid-19 untuk melihat awal mula munculnya klaster sekolah.
Sebab, menurut dia, apabila tracing tidak cermat maka tidak bisa dipastikan penyebab awal anak-anak yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen itu tertular Covid-19.
"Kalau tidak cermat ya seperti kita menuduh penularannya ada di rumah, kemudian ada di jalan. Itu kan kalau tracing-nya enggak cermat ya sulit ditentukan. Bagaimana kita tahu penularannya di rumah, bagaimana kita tahu penularannya di sekolah?" kata Miko saat dihubungi, Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, Epidemiolog Sarankan WFH Ditingkatkan dan Tunda PTM
Miko mengatakan, saat ini diduga telah muncul penularan di sekolah saat pelaksanaan PTM 100 persen.
Oleh karena itu, ia menilai sebaiknya PTM kembali ditiadakan dan kembali dilakukan secara daring di rumah masing-masing.
"Kalau klaster sekolahnya gak ada ya mungkin penularannya di rumah atau di jalan. Karena Indonesia ini tidak memeriksa orang yang tanpa gejala walaupun dia kontak dengan kasus," ujar dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penularan Covid-19 rata-rata tidak disebabkan oleh penyelenggaraan PTM 100 persen.
Menurut dia, penularan justru terjadi di luar sekolah.
"Jadi penularannya kalau kita lihat dari data yang ada, sekolah itu rata-rata hanya satu, paling banyak dua. Paling ada satu sekolah jumlahnya 9, SMKN 35," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Kasus Omicron Bertambah, Pemkot Tangerang Akan Sesuaikan Aturan WFH dan PTM
"Jadi kalau jumlahnya kecil itu dapat dipastikan penularannya tidak terjadi di sekolah," lanjut dia.
Riza menuturkan, penularan tersebut bisa terjadi di rumah, perjalanan dari rumah menuju sekolah, ataupun sebaliknya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan anak-anak sekolah agar tetap terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Pastikan setelah sampai di sekolah, selesai kegiatan belajar mengajar kembali ke rumah," ucap Riza.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.