Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Sedang Cuti, Kakek 89 Tahun yang Tewas Dikeroyok Pergi Sendiri Tanpa Diketahui Tujuannya

Kompas.com - 24/01/2022, 18:27 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wiyanto Halim (89), lansia yang meninggal dunia karena dikeroyok dan dituduh maling, pergi seorang diri tanpa diketahui tujuannya.

Kuasa Hukum keluarga Freddy Yohanes Patty mengatakan, sedianya almarhum memiliki sopir untuk mengantarnya bepergian. Wiyono tidak pernah keluar sendiri, apalagi pada malam hari.

Namun pada hari naas itu, almarhum pergi seorang diri karena sopirnya tengah cuti bekerja.

"Sepemahaman kami, almarhum tidak pernah keluar malam karena usianya sudah 89 tahun dan beliau punya sopir. Hari itu sopir beliau cuti, tidak masuk kerja," kata Freddy dalam konferensi pers di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).

Freddy mengatakan, pada sore hari sebelum kejadian, almarhum pergi dari rumahnya di kawasan Jakarta Selatan dengan membawa mobil.

Baca juga: Kakek 89 Tahun Dikeroyok hingga Tewas, Keluarga: Ada Pihak yang Memang Ingin Hal Ini Terjadi

Tidak ada yang mengetahui tujuan kepergian almarhum saat itu. Almarhum tidak kembali ke rumah hingga malam tiba.

"Pihak keluarga menanyakan, ini ke mana? Bingung saling telepon mencari keberadaan beliau. Baru pagi-pagi, dari Polres Jakarta Timur menelepon, menyatakan bahwa almarhum sudah ada di RSCM dan sudah meninggal dunia," kata dia.

Keluarga pun menduga ada aktor dibalik kejadian tersebut.

Freddy menilai, pengeroyokan yang terjadi kepada Wiyanto Halim bukanlah pengeroyokan biasa.

"Buat kami, ini bukan sekedar pengeroyokan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," ujar Freddy.

Pada kesempatan itu, keluarga melalui kuasa hukum juga meluruskan informasi yang beredar di media sosial.

Baca juga: Ada Polisi Saat Kakek 89 Tahun Dikeroyok Massa hingga Tewas, IPW Desak Pemeriksaan oleh Propam

Pasalnya di media sosial beredar kabar bahwa almarhum Wiyanto Halim mencuri kendaraan sehingga dikejar dan dikeroyok massa.

"Kami ingin meluruskan bahwa cerita yang beredar di media sosial yang menyatakan, almarhun Wiyanto Halim melakukan pencurian kendaraan, kemudian melarikan diri, dikejar-kejar semua itu adalah kebohongan. Mobil yang dikendarai Bapak Wiyanto Halim adalah mobil milik beliau sendiri," ujar dia.

Pihak keluarga mengetahui informasi soal kejadian tersebut dari berbagai media sosial. Ada video yang memperlihatkan kejadian di lokasi, saat Wiyanto dikejar-kejar hingga mobilnya diberhentikan dan korban langsung dikeroyok menggunakan batu, kayu, serta helm.

Kronologi pengeroyokan

Diberitakan, seorang pria lanjut usia tewas usai dikeroyok sejumlah warga di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022) dini hari.

Halaman:


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com