JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah Wiyanto Halim atau HM (89) yang menjadi korban pengeroyokan usai dituduh maling di kawasan Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu (23/1/2022) malam lalu telah dikremasi.
Upacara kremasi dilakukan pada Selasa (25/1/2022) di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara.
Pantauan Kompas.com, acara tersebut dilingkupi dengan rasa haru. Para pelayat, keluarga, dan kerabat dari HM tampak menyampaikan doa di depan peti jenazah yang bersemayam di lantai 8 ruang nomor 806.
Keluarga almarhum terlihat tak bisa menutupi rasa sedih mereka.
Baca juga: Kecurigaan Keluarga Kakek yang Tewas Dikeroyok karena Dituduh Maling
Dalam acara kremasi tersebut, terdapat upacara pedang pora saat jenazah akan dibawa untuk dikremasi.
Dua orang anak almarhum berjalan paling depan sembari membawa foto sang ayah.
Di belakangnya, keluarga lain mengikuti, termasuk istri almarhum yang tampak menggunakan kursi roda. Kesedihan melingkupi wajah sang istri. Di belakangnya, peti jenazah digiring oleh petugas.
Adapun upacara kremasi berlangsung tertutup.
Dalam konferensi pers yang berlangsung sehari sebelumnya, anak HM bernama Bryna tak kuasa menahan tangis. Ia mengaku tidak terima dengan kepergian sang ayah yang tewas dikeroyok secara membabi-buta.
Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Kakek 89 Tahun hingga Tewas, Awalnya Serempetan dan Ada Provokasi Pemotor
Dengan suara bergetar, Bryna meminta agar polisi mengusut tuntas kasus kematian ayahnya dan menghukum semua pelaku yang terlibat.
"Saya dari keluarga tidak menerima papa meninggal dalam keadaan mengenaskan kayak gini. Kami minta keadilan," ujar Bryna di rumah duka Grand Heaven, Senin (24/1/2022).
Diberitakan sebelumnya, seorang pria lanjut usia tewas usai dikeroyok sejumlah warga di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022) dini hari.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, mobil yang dikendarai oleh korban sempat menyenggol pemotor.
Ia pun diteriaki maling, sehingga warga berbondong-bondong mengejar mobil tersebut dan menghakiminya setelah laju kendaraannya terhenti.
Baca juga: Menahan Tangis, Anak Kakek 89 Tahun yang Dikeroyok: Saya Tak Terima Papa Meninggal Mengenaskan
"Informasinya korban sempat nabrak pemotor. Jadi diprovokasiin maling oleh pemotor yang mengejar," ujar Ahsanul, Minggu.
Ahsanul memastikan bahwa sang pengendara mobil bukan maling seperti yang dituduhkan.
"Bukan (maling), itu warga aja salah persepsi. Itu punya dia sendiri kok, sudah kami cek,” imbuhnya.
Saat ini, polisi telah menetapkan 5 tersangka atas kejadian tersebut. Namun, tidak tertutup kemungkinan jumlah pelaku akan bertambah seiring dengan pengambangan kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.