TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga RT 02 RW 01 Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, kembali menggelar aksi protes, pada Selasa (25/1/2022). Sebab, keinginan mereka untuk memiliki jembatan penyeberangan orang (JPO) tak kunjung dipenuhi.
Proyek pembangunan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) telah membatasi akses warga yang berada di RT02 RW01 dengan RT03 RW02.
Ketua RT02 Neni Prihartini mengatakan, warganya meminta ada JPO agar tidak perlu memutar lebih jauh ketika menuju ke wilayah RT03.
"Jadi kita mengajukan agar ada jembatan. Cukup untuk orang saja, yang penting mereka bisa jalan menyeberang untuk anak mengaji, sekolah, atau kerja. Jadi enggak perlu memutar jauh," ujar Neni, saat ditemui di lokasi, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Seorang Pria Meninggal akibat Jatuh dari Jembatan Penyeberangan Rusak
Menurut Neni, ada 110 kepala keluarga (KK) yang terdampak pembangunan tol. Warga yang tak memiliki kendaraan harus berjalan memutar lebih kurang sejauh 2 kilometer.
Aksi protes warga dilakukan dengan membentangkan sejumlah spanduk.
Pada aksi protes pertama, tuntutan warga terhadap kontraktor proyek belum dipenuhi. Padahal aksi itu dilakukan pada beberapa bulan silam.
“Sudah cukup lama. Mungkin ada sekitar empat bulan lalu,” ucap Neni.
Ia menuturkan, warga telah mengumpulkan tanda tangan agar tuntutan mereka dipenuhi. Namun, pihak kontraktor proyek belum merespons tuntutan warga.
Neni mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan pihak kontraktor sekitar empat bulan lalu.
“Waktu saya rapat, dari pihak pengelola itu jawabannya, karena tidak ada tiang penyangga di tengah. Sedangkan ada jembatan yang dibangun tanpa tiang itu," kata Neni.
Baca juga: Jakarta Akan Bangun 21 Jembatan Penyeberangan Orang Tahun Ini
"Alasannya jarak di sini terlalu jauh. Kedua, kalau dibuatkan di sini untuk tangganya itu di tanah siapa,” tutur dia.
Selain itu, berdasarkan hasil pertemuan terakhir, pihak kontraktor khawatir jika JPO dibangun, akan banyak anak-anak yang melemparkan batu ke jalan.
“Menurut saya itu alasan yang tidak masuk akal. Nanti kan juga bisa pakai jaring,” imbuhnya.
Neni menegaskan, saat ini warga sangat membutuhkan JPO. Sejak proyek tol dimulai, warga harus menggunakan kendaraan untuk memutar cukup jauh ke tempat ibadah dan sekolah.
Sebelum ada tol, akses ke tempat ibadah dan sekolah dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Neni berharap pihak kontraktor dapat mengabulkan tuntutan warga.
“Saya sudah mengumpulkan tanda tangan warga, untuk memperkuat. Saya sudah membuat surat untuk wali kota, wakil wali kota, dan kecamatan, tapi ditahan sama lurah. Saya sudah kirim juga ke Kementerian PUPR, tapi belum ada tanggapan,” pungkasnya.
Baca juga: 21 Jembatan Penyeberangan Orang Dibangun Tahun 2021, Ini Rinciannya
Di lokasi aksi unjuk rasa, terdapat enam spanduk yang dipasang di sepanjang tembok yang berada tepat di pinggir proyek pembangunan jalan tol.
Spanduk tersebut bertuliskan kalimat protes, Tidak ada alasan apapun, kami warga Cilenggang butuh JPO secepatnya.
Ada pula spanduk bertuliskan Bikin jembatan di atas laut bisa, kok bikin JPO di sini gak bisa, dan Mana nih JPO.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.