Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

128 Hari Jelang Formula E Jakarta, Muncul Kecurigaan atas Gagalnya Tender

Kompas.com - 26/01/2022, 07:33 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghitung mundur 128 hari gelaran Jakarta E-Prix 2022, muncul desakan transparansi terkait dengan kegagalan lelang pembangunan sirkuit yang tertulis dalam dokumen lelang milik PT Jakarta Propertindo.

Suara desakan agar Jakpro menjelaskan penyebab kegagalan lelang tersebut datang dari dua fraksi pengusung hak interpelasi Formula E yaitu Fraksi PDI-Perjuangan dan Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.

Fraksi PSI misalnya, mendesak agar Jakpro bisa menjelaskan sejelas-jelasnya terkait dengan kegagalan tender tersebut. Padahal penyelenggaraan Formula E sudah terhitung mepet.

Baca juga: Anggota DPRD Curiga Tender Formula E Sengaja Dibuat Gagal agar Kontraktor Ditunjuk Langsung

"Kami dari PSI, menunggu penjelasan. Kami berharap Pemerintah DKI Jakarta terbuka, kalau tidak mampu bilang, jangan dipaksa, nanti sirkuitnya jeblos. Tambah molor, tambah panik, pasti berantakan," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PSI Michael Sianipar.

Michael juga menuturkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maupun PT Jakarta Propertindo sebagai penyelenggara tidak berani bicara terbuka terkait gagal lelang tersebut.

Dia menilai, sikap Anies dan PT Jakpro membuat publik bingung karena dinilai lepas tangan ke pihak di luar Pemprov DKI.

"Soal gagal lelang, Pihak Gubernur Anies dan Jakpro tidak berani bicara secara terbuka apa sebabnya. Semua lempar-lemparan. Ini kan bikin publik makin bingung, kami saja yang tiap hari mengawasi bingung. Balapan lepas tangan bahaya. Artinya, banyak yang tidak clear," kata Michael, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: Nasib Formula E Kian Dipertanyakan, Lahan Sirkuit Masih Berlumpur Ditambah Tender Pembangunan Gagal

 

Sedangkan suara desakan dari PDI-P keras meminta agar transparansi kegagalan tender proyek pembangunan sirkuit Formula E tersebut bisa dievaluasi dan ditampilkan ke muka publik.

"Kita minta ke Jakpro agar semuanya transparan. Jakpro itu juga harus bertanggungjawab kepada rakyat Jakarta karena duit Jakpro itu duit rakyat Jakarta (melalui Penanaman Modal Daerah)," kata Ketua Fraksi PDI-Perjuangan Gembong Warsono.

Permintaan transparansi kegagalan tender bukan tanpa alasan.

Menurut Gembong, tender bisa saja sengaja dibuat gagal untuk memuluskan langkah penunjukan langsung kontraktor pembangunan sirkuit Formula E.

"Masuk akal itu (ditunjuk langsung), supaya ujungnya nanti dari kuasanya Jakpro sendiri, bisa saja itu," ucap Gembong.

Baca juga: Jika Tender Pembangunan Sirkuit Formula E Gagal Lagi, Kontraktor Akan Ditunjuk Langsung

Pendanaan dan sponsor dipertanyakan

Selain mempertanyakan kegagalan tender sirkuit Formula E, Gembong juga mempertanyakan dana yang digunakan untuk penyelenggaraan ajang balap mobil listrik itu.

Dia menilai bisa jadi kontraktor tidak ingin ikut bergabung dalam proyek Formula E karena tidak ada jaminan keuangan dari PT Jakpro yang tahun ini tak disuntik penanaman modal daerah (PMD) dari APBD DKI Jakarta.

"Mungkin yang ikut lelang menganggap Jakpro nggak punya duit kali. Kan duitnya cuma PMD, mungkin yang ikut lelang menganggap Jakpro nggak punya duit jadi nggak ikut, nanti yang bayar siapa," ucap dia.

Sedangkan DPW PSI menyebut, pihak penyelenggara Formula E hingga saat ini belum mendapatkan sponsor, padahal waktu penyelenggaraan sudah sangat dekat.

"Info yang kami dapat, kerjasama sama sponsor semuanya baru lisan. Belum ada yang pasti, waktunya sudah sangat mepet. Balap mobil listrik dengan gaya balap karung ini," kata Michael.

Baca juga: Jakpro Pastikan Tender Ulang Sirkuit Tak Ganggu Jadwal Formula E

Michael masih menunggu penjelasan yang menyeluruh dari penyelenggara. Dia menilai penyelenggaraan tidak memiliki persiapan yang matang.

Jakpro bantah tender gagal, tetapi diulang

Dari sisi Jakpro, Direktur Utama Widi Amanasto enggan menyebut tender tersebut dengan kata "gagal" melainkan dilakukan tender ulang.

"Bukan gagal tapi re-tender, hari ini sudah proses lagi secepatnya selesai," kata Widi melalui pesan singkat, Selasa (25/1/2022).

Namun, Widi tidak menjelaskan alasan terkait mengapa tender ulang harus dilaksanakan.

Dia melemparkan penjelasan detail kepada Managing Director Formula E Gunung Kartiko yang tidak bisa dikonfirmasi hingga berita ini tayang.

Dia mengatakan alasan utama adalah kendala teknis agar proses lelang sesuai dengan konsep good corporate governance (GCG).

Baca juga: Formula E Gagal Tender dan Belum Dapat Sponsor, Pemprov DKI Diminta Terbuka

Widi memastikan tender yang diulang tidak akan berpengaruh besar pada jadwal persiapan dan pelaksanaan balap Formula E di sirkuit yang masih berbentuk tanah lumpur itu.

"Tidak mengganggu jadwal secara keseluruhan," ucap Widi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com