JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak akan banyak berpengaruh terhadap kemacetan di Jakarta.
Menurut Anies, kegiatan pemerintahan di Jakarta hanya berkontribusi kurang dari tujuh persen dari kemacetan yang terjadi saat ini di Ibu Kota.
"Jadi tidak akan ada efeknya dengan kemacetan di Jakarta, karena kemacetan di Jakarta itu (banyak dipengaruhi) oleh kegiatan rumah tangga dan kegiatan usaha," ucap Anies dalam acara diskusi yang diunggah akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Ketua DPRD DKI Ingin Jakarta Tetap Jadi Daerah Khusus meski Ibu Kota Dipindah
Berbeda dengan Anies, Direktur Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia Mohammed Ali Berawi pernah menyebut bahwa pemindahan Ibu Kota bisa mengurangi kemacetan menahun di Jakarta.
Pandangan ini ia lontarkan pada 30 April 2019 lalu.
"Dengan adanya pemindahan Ibu Kota sebenarnya bisa mengurangi kemacetan sekitar 20-30 persen di Jakarta," kata dia.
Menurut Ali, pemindahan Ibu Kota otomatis mengurangi populasi penduduk lantaran memindahkan aparatur sipil Negara (ASN) yang jumlahnya tidak sedikit dari Jakarta.
"Kalau seandainya jumlah ASN yang dipindah ditambah jumlah anggota keluarga (ASN), pastinya akan menghasilkan jumlah (orang yang berpindah dari Jakarta) yang cukup signifikan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sebenarnya perkembangan transportasi massal di Jakarta, seperti MRT dan LRT, sudah mulai mengurai kemacetan secara perlahan.
Dengan demikian, ia memandang rencana pemindahan Ibu Kota sebagai hal yang positif terhadap penyelesaian masalah kemacetan di Jakarta.
"Artinya kemacetan bisa terurai, otomatis karena memindahkan (masyarakat) dalam jumlah yang cukup signifikan. Kemudian yang kedua, otomatis juga terbentuk simpul-simpul kota baru yang dapat menggerakkan urbanisasi dan perpindahan aktivitas ekonomi," ujar Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.