Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Hok Lay Kiong, Kelenteng Tertua Pembawa Rezeki di Kota Bekasi

Kompas.com - 31/01/2022, 15:42 WIB
Joy Andre,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Setiap memasuki Tahun Baru Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa akan mendatangi kelenteng untuk beribadah. 

Perayaan terpenting bagi keturunan Tionghoa itu pun dapat dijadikan momentum untuk mengenal kelenteng-kelenteng bersejarah di Indonesia.

Klenteng Hok Lay Kiong yang ada Jalan Kenari, Bekasi Timur, Kota Bekasi, adalah salah satunya.

Bangunan yang dipenuhi ornamen merah ini masih berdiri kokoh dan terpelihara dengan baik meski usianya sudah lebih dari 300 tahun.

Baca juga: Cegah Covid-19, Ibadah Imlek di Kelenteng Hok Lay Kiong Kembali Dibatasi

Arti nama Hok Lay Kiong sendiri adalah istana yang mendatangkan rezeki.

Oleh karenanya, kelenteng ini dipercaya sebagai tempat yang bisa mendatangkan rezeki bagi siapapun yang datang.

"Jadi nama Hok Lay Kiong itu Istana yang mendatangkan rezeki atau gerbang rejeki, ya artinya semoga orang yang datang rejeki datang," ujar Ronny Hermawan selaku Ketua Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong saat dihubungi, Senin (31/1/2022).

Kelenteng yang berdiri megah di sekitar kawasan Pasar Proyek Kota Bekasi tersebut memiliki beberapa bagian, seperti Hio Low di bagian depan yang berfungsi sebagai tempat untuk sembahyang.

Kemudian ada rupang tuan rumah di bagian tengah, dan juga ornamen dewa-dewi lengkap menghiasi tembok.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Bekasi Putuskan Tetap Gelar PTM dengan Kapasitas 50 Persen

Dewa utama adalah Hok Lay Kiong.

Dewa lain yang juga sering disembah di sana meliputi Tjay Sen Loya untuk meminta rezeki, Dewi Kwan Im Posat untuk meminta bertemu jodoh, dan Dewa Hok Tek Ceng Sin yang merupakan dewa bumi.

Ada pula Dewa Kwan Seng Tekun yang dipercaya dapat memberikan keadilan bagi siapapun yang sedang diselimuti masalah.

Ronny mengatakan, karena kelenteng ini merupakan gerbang rezeki, maka kegiatan bersih-bersih harus rutin dilakukan, terlebih lagi menjelang Hari Raya Imlek.

"Bersih-bersih dilakukan. Lampion dipasang. Simbol dari lampion sendiri artinya, dalam perjalanan tahun yang akan disambut, semua umat manusia diberikan penerangan dalam hidupnya," ujarnya.

Baca juga: Jalan Rusak di Kaliabang Bekasi Belum Diperbaiki karena Anggaran Diprioritaskan untuk Covid-19

Karena pandemi Covid-19 yang masih melanda, pihak kelenteng membatasi ibadah perayaan Imlek.

"Tradisinya, setelah 14 hari perayaan Tahun Baru Imlek, ada perayaan Cap Go Meh, yaitu semacam perayaan arak-arakan parade, tapi terpaksa kita tiadakan agar penyebaran varian baru Omicron tidak semakin tinggi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com