Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tatkala Warga Menahan Kumpul Keluarga Besar Saat Imlek demi Saling Jaga dari Ancaman Omicron...

Kompas.com - 31/01/2022, 17:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal pandemi Covid-19, Yuilyana Wen dan keluarga intinya tidak bisa merayakan Imlek bersama keluarga besar.

Padahal, keluarga dari orangtuanya merupakan keluarga besar yang masing-masing 10 bersaudara.

"Keluarga mama papaku keluarga besar, masing-masing 10 bersaudara. Tapi sejak awal pandemi dan tahun ini, aku dan suami memutuskan hanya ke rumah orangtua saja dan tidak terima tamu dari mana pun," ujar Yuil saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Masih Pandemi, Vihara Amurva Bhumi Batasi Jumlah Jemaat Ibadah Imlek 50 Persen dari Kapasitas

Keputusan Yuil itu bukan tanpa alasan. Ia dan suaminya memiliki bayi sehingga waswas jika harus bepergian ke luar rumah dalam kondisi pandemi, terlebih lagi saat ini terjadi lonjakan kasus akibat penularan varian Omicron yang makin meluas.

Tidak hanya keluarga kecilnya, muda-mudi di keluarga besarnya juga memutuskan tidak bersilaturahmi ke rumah keluarga lain atau saling berkunjung.

"Karena pada khawatir sama orangtua masing-masing juga," kata dia.

Yuil mengatakan, hal tersebut terjadi sejak Imlek tahun 2020, 2021, dan 2022 yang jatuh pada 1 Februari besok.

Meskipun demikian, pada Imlek 2020, dia masih sempat berkunjung ke keluarga lain mengingat Indonesia baru menerapkan kebijakan pembatasan setelahnya.

Baca juga: Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang Dibuka Saat Imlek, Ini Prokes yang Wajib Diikuti

Sudah berjalan dua tahun dengan kondisi yang sama, Yuil pun mengaku sedih. Ia sangat merindukan momen-momen bersama keluarga besarnya saat Imlek tiba.

"Sedih pasti. Kangen juga sama keluarga besar. Enggak bisa makan-makan keluarga besar. Cuma ya mau gimana. Jadinya say hello-nya by WhatsApp call atau Zoom keluarga aja," kata dia.

Yuil pun merasa lebih sedih ketika mengingat Imlek tahun lalu masih bisa melakukan video call dengan salah satu omnya.

Namun tahun ini, dia tidak bisa melakukannya karena adik ibunya itu meninggal dunia karena terkena Covid-19 pada pertengahan 2021.

"Imlek tahun ini, kita harap Covid-19 sirna dari muka bumi. Aktivitas kembali seperti biasa dan kita semua sehat. Menang atas pandemi ini. Sudah sedih banyak anggota keluarga, teman yang meninggal karena Covid-19," ujar dia.

Baca juga: Kelenteng Hok Lay Kiong di Kota Bekasi, Saksi Bisu Perjuangan Buruh Melawan VOC

Beberapa tradisi saat Imlek yang biasa dilakukannya pun harus berubah, misalnya tradisi bersilaturahmi kini harus lewat video call dan membagikan angpau.

Saat membagikan angpau, kata dia, selain memberikan lewat transfer kepada para keponakan jauh, dirinya juga memberikan angpau melalui pintu pagar kepada para keponakan yang dekat.

"Karena pandemi gini, kami kasihnya lewat pintu aja, untuk keponakan-keponakan yang dekat. Kalau yang jauh transfer," kata dia.

Namun, tradisi lainnya seperti menggelar meja sembahyang untuk leluhur tetap dilakukan dua hari sebelum Imlek.

Baca juga: Omicron Telanjur Menyebar di Indonesia, Kenali dan Kendalikan!

Kemudian, pada malam Imlek terdapat makan-makan keluarga yang hanya dihadiri keluarga inti.

"Biasanya disajikan delapan menu. Delapan maknanya angka abadi, umur panjang. Tidak boleh ganjil," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com