Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BOR di Jakarta Utara Masih di Bawah 50 Persen, Sudin Kesehatan: Masih Aman

Kompas.com - 03/02/2022, 16:32 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan kasur isolasi bagi pasien Covid-19 atau bed occupation rate (BOR) di Jakarta Utara masih berada di bawah 50 persen.

"Sementara masih cukup, BOR masih di bawah 50 persen," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Arief Wahyudi kepada Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Meskipun kasus Covid-19 di Jakarta meningkat, termasuk di Jakarta Utara, kondisi BOR tersebut terbilang masih aman.

Baca juga: Meningkat, BOR Isolasi Pasien Covid-19 di RS Depok Kini Capai 53,1 Persen, ICU 26,47 Persen

"Ya (kondisi masih aman) karena rumah sakit (RS) hanya untuk merawat bagi yang gejala sedang, berat atau punya komorbid," lanjut Arief.

Meskipun demikian, kata dia, pihaknya melakukan antisipasi untuk ke depannya dengan menyiapkan penambahan atau konversi tempat tidur khusus Covid-19.

Oleh karena itu, penambahan tersebut juga masih disiapkan untuk mengantisipasi penuhnya BOR menyusul peningkatan kasus Covid-19.

Baca juga: BOR RS di Jakpus Capai 73 Persen, Pasien Covid-19 Tanpa Gejala atau Gejala Ringan Diimbau Isolasi di Rumah

"Antisipasi ke depan dengan penambahan atau konversi tempat tidur perawatan untuk kasus Covid-19. Jadi mulai disiapkan," kata dia.

Adapun kasus Covid-19 di Jakarta Utara dalam beberapa hari terakhir mencapai 900-an lebih per hari dari yang semula hanya puluhan.

Namun, menurut Arief, penambahan kasus tersebut sebagian besar tidak bergejala dan gejala ringan.

"Kasus seperti ini sesuai regulasi bisa melakukan isolasi mandiri," kata dia.

Adapun untuk memitigasi kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta Utara, pihaknya pun menyiapkan beberapa langkah selain menyiapkan penambahan atau konversi tempat tidur perawatan di seluruh RS.

Beberapa langkah tersebut antara lain komunikasi risiko untuk membuat masyarakat tidak panik dan nyaman menjalankan isolasi mandiri, penambahan kapasitasl laboratorium pemeriksaan sampel PCR dengan laboratorium swakelola, serta pengaturan layanan sehat dan layanan sakit di puskesmas.

Kemudian penguatan peran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di semua tingkatan dan institusi, tracing dengan dukungan lintas sektor, tiga pilar (TNI/POLRI) membantu petugas kesehatan dalam penelusuran keberadaan dan domisili kasus konfirmasi, dan kontak erat.

"Adapula dukungan obat–obatan untuk isolsi mandiri dari puskesmas atau telemedicine, antisipasi penambahan kasus perlu disiapkan tempat-tempat isolasi terkendali," kata dia.

"Termasuk pengawasan dan penegakan protokol kesehatan diperkuat, percepatan vaksinasi booster dosis tiga, penerapan checking aplikasi PeduliLindungi pada tempat-tempat umum untuk mengetahui status Covid-19 dan vaksin pengunjung," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com