Pihak pengacara korban tersebut menjawab tidak ada.
Tak berdiam di sini, saya mencoba untuk mengecek ke lokasi. Tidak diketahui pasti di mana posisi senggolan motor tersebut terjadi. Polisi menyebut di seputar kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Saya menyusuri seluruh jalan utama di Cipinang Muara, dan menanyakan semua warung 24 jam atau petugas keamanan yang dalam asumsi saya, mereka pasti tahu jika ada kejadian di jalan utama tersebut, karena peristiwa terjadi pada Minggu tengah malam hingga dini hari.
Satu jam saya berkeliling, akhirnya saya menemukan salah seorang saksi mata, yang saya samarkan identitasnya di tayangan AIMAN.
Saya bertanya soal senggolan motor ini. Sang saksi mengiyakan, ia menceritakan kronologinya, dan saya menemukan fakta dari saksi ini, bahwa senggolan terjadi, lalu baru ada teriakan maling.
Persisnya di sebuah kawasan dekat minimarket di Cipinang Muara, dekat pula dengan kawasan penjara Cipinang.
Tak berhenti di sini berdasarkan saksi tadi, saya bergerak menuju utara persis seperti yang disampaikan saksi. Dan ternyata tepat!
Seperti pula lokasi-lokasi yang tersebar pada video viral saat pengejaran.
Saya dapatkan rute pengejaran sang Kakek sekitar 7 Kilometer, mulai dari Cipinang Muara, Pasar Jatinegara, Jalan Otista lalu berbelok ke kiri, Jalan Jenderal Basuki Rachmat di tepi Kanal Banjir Timur (KBT), dan berakhir di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur di mana sang Kakek dengan tidak berperikemanusiaan dianiaya oleh sejumlah orang.
Kini enam orang tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, termasuk pengendara motor yang tersenggol pertama kali dan meneriakkan kata "maling" pertama kali di Cipinang Muara.
Saya kemudian bertanya pada pihak keluarga, dari mana ada dugaan bahwa sang kakek diincar untuk dibunuh.
Salah satu putri korban, yang identitasnya juga saya samarkan mengungkapkan kepada saya, bahwa beberapa hari sebelum sang Kakek tewas dianiaya, Wiyanto sempat bercerita kepada anaknya bahwa ia diancam dibunuh.
Tetapi karena disampaikan sambil bergurau (dengan asumsi sang anak, ayahnya tidak ingin membuat beban sang anak), kasus ini tidak dilaporkan ke polisi dan tidak diungkap lebih jauh oleh sang anak.
Sang Kakek diketahui menerima panggilan telepon saat ancaman itu dilontarkan. Tapi oleh siapa terkait apa, tidak ada yang mengetahui dan tidak ada yang berupaya mencari tahu kala itu.
"Iya (ancaman pembunuhan) disampaikan Papi, sambil bercanda, karena mungkin tidak mau membuat anak-anaknya jadi panik" ungkap salah seorang Putri Wiyanto Halim di program AIMAN Kompas TV.