Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Shendy Adam
ASN Pemprov DKI Jakarta

ASN Pemprov DKI Jakarta

Merancang Masa Depan Jakarta

Kompas.com - 08/02/2022, 11:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDAK lagi menjadi ibu kota, akan seperti apa Jakarta? Pertanyaan ini banyak terlontar dari masyarakat, menyusul rencana pemindahan ibu kota.

Masalahnya, sejauh ini yang banyak dibicarakan hanya soal Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria menyatakan Pemprov DKI Jakarta diberi waktu kurang dari dua bulan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk menyusun naskah akademik Rancangan Undang-Undang (RUU) Kekhususan Jakarta.

Penugasan ini layak dimaknai sebagai peluang bagi Jakarta untuk merancang masa depan.

Seperti termaktub dalam naskah akademis RUU IKN, Jakarta memiliki banyak persoalan. Mulai dari kemacetan Jakarta dan daerah sekitar, keterbatasan suplai air baku, penurunan muka tanah, dan potensi ancaman gempa.

Penyusunan UU baru untuk Jakarta bisa dilihat sebagai kesempatan untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, sekaligus menghadapi tantangan persaingan global.

Pemerintah -dan DPR—tampaknya masih akan tetap memberikan desentralisasi asimetris bagi Jakarta. Artinya, Jakarta tetap akan menjadi provinsi yang memiliki kekhususan.

Konstitusi kita memang memungkinkan adanya asimetrisme. Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan pengakuan dan penghormatan negara terhadap satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa.

Sayang sekali kalau muatan UU kekhususan nanti hanya salin tempel dari UU Nomor 29 Tahun 2007 yang berlaku sampai sekarang.

Sudah jelas kekhususan Jakarta saat ini tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan laten yang terus menumpuk.

Memangnya apa saja sih kekhususan Jakarta saat ini? Satu yang paling khas adalah otonomi tunggal di tingkat provinsi.

Kota dan kabupaten di Jakarta hanya bersifat administratif, bukan daerah otonom.

Maka dari itu tidak ada pemilihan wali kota atau bupati di Jakarta. Wali kota dan bupati di Jakarta adalah kepala perangkat daerah, seperti halnya kepala dinas.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditunjuk dan diangkat oleh gubernur, sudah barang tentu wali kota dan bupati akan tunduk pada garis kebijakan provinsi.

Perbedaan berikutnya adalah pemilihan gubernur menggunakan sistem absolut majority di mana pemenang sedikitnya mendapatkan 50 persen suara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com