TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, dengan tingkat penularan yang lebih tinggi, penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron harus dikendalikan agar tidak menginfeksi lebih banyak orang.
Meski demikian, ia mengeklaim risiko rawat inap pasien Covid-19 varian Omicron lebih rendah dibandingkan varian delta.
Hal itu terlihat dari perbandingan jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit dan ruang Intensive Care Unit (ICU) di Tangsel.
Baca juga: Tak Pernah Tes Swab PCR, Warga Tangsel Terima Hasil Positif Covid-19
"Keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 dan ICU Covid-19 rumah sakit selama tahun 2022 cukup rendah. Rata-rata hanya satu tempat tidur ICU Covid-19 terisi, sedangkan keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 di bawah 50 tempat tidur," ujar Allin melalui pernyataan tertulis, Jumat (11/2/2022).
Allin menambahkan, selama periode Januari 2022, keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 berjumlah 100.
Data ini berbeda jauh dengan periode Juni-Juli 2021, dengan tingkat keterisian tempat tidur ICU Covid-19 mencapai 50 tempat tidur.
Sedangkan, keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 sebanyak 590 yang didominasi gejala sedang dan berat. Sehingga berdampak pada tingginya angka kematian saat itu.
"Berdasarkan data di atas, kasus konfirmasi Covid-19 Kota Tangerang Selatan tahun 2022 diduga bukan varian delta," jelas Allin.
Baca juga: Disperindag Tangsel Minta Asparindo Jual Minyak Goreng di bawah Rp 14.000
Dia mengatakan, total kasus terkonfirmasi Covid-19 selama 2022 sekitar 12.000 kasus dengan sebagian besar OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan.
Strategi penanganan varian Omicron sama dengan varian lainnya, yaitu memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T) serta mempercepat vaksinasi.
Pencegahan terbaik, kata Allin, dengan menerapkan 5M yaitu menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga Jarak, dan mengurangi mobilitas.
"Kemudian membuka jendela, mencegah ruang tertutup dengan ventilasi buruk dan menerapkan etika batuk," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.