"Ini berarti di pasaran harganya melebihi harga yang diberikan subsidi pemerintah," kata Niti.
Selanjutnya, terdapat 15 persen atau 2 toko yang menjual minyak goreng dengan harga sesuai standar pemerintah.
Baca juga: Sruvei YLKI: Stok Minyak Goreng Kosong di 17 Toko Wilayah Jakarta dan Bekasi
Kemudian, ada 2 toko dengan persentase masing-masing 8 persen yang menjual harga sesuai dan di atas standar serta harga di bawah standar.
"Berdasarkan penemuan kami itu, rata-rata harga minyak di pasaran Rp 16.171 per liter. Dari harga rata-rata yang ditemukan pun masih agak tinggi dibandingkan dengan harga subsidi yang diberikan pemerintah," kata dia.
Selain itu, survei juga menunjukkan beberapa kendala tidak tersedianya minyak goreng bersubsidi.
Setidaknya, terdapat 58 persen atau 15 toko yang tidak punya stok minyak goreng atau stok terbatas.
Alasannya pun beragam, karena memang tidak ada stok atau stok yang tersedia sudah habis terjual.
"Untuk pemesanannya selanjutnya (ke distributor) agak lama, jadi stoknya kosong dan terbatas, tidak menampung semua kebutuhan masyarakat," kata dia.
Baca juga: YLKI Minta KPPU Percepat Penyelidikan Dugaan Kartel Minyak Goreng
Kemudian, terdapat 38 persen atau 10 toko yang tidak mendapatkan akses suplai minyak bersubsidi.
Hal ini mayoritas ditemukan di warung atau agen, karena keduanya bukan tangan pertama untuk mendapatkan barang dari distributor yang mendapatkan minyak bersubsidi.
"Jadi kebanyakan warung dan agen ini dapat dari tangan kedua atau ketiga sehingga agak lebih mahal daripada ritel-ritel minimarket atau supermarket," tutur Niti.
Selanjutnya, ada satu toko atau 4 persen yang memajang minyak gorengnya secara berkala. Artinya, stok minyak yang tersedia tidak seluruhnya dijual dalam satu waktu, misalnya pada pagi atau malam hari saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.