TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkritik karpet yang ada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.
Kritikan itu disampaikan melalui akun Instagram resminya, @erickthohir, pada Senin (14/2/2022).
Menanggapi hal itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan bahwa kritikan yang disampaikan Erick memang penting agar fasilitas di bandara itu tetap terjaga.
Baca juga: Anggota Brimob Merangkak Usai Dibegal di Bekasi, Saksi: Enggak Ada Warga yang Nolong
"Masukan, saran, dan kritik Bapak Menteri BUMN (Erick) sangat penting bagi kami agar standar fasilitas dan pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta selalu terjaga," kata Agus dalam keterangannya, Rabu (16/2/2022).
Dia mengatakan, pihaknya tengah berupaya menindaklanjuti masukan dan saran yang diberikan.
"Sebagai pengelola Bandara Soekarno-Hatta, kami berupaya menindaklanjuti seluruh masukan dan saran yang ada secara cepat," ucap Agus.
Dengan adanya masukan dan saran, kualitas pelayanan yang disediakan pengelola Bandara Soekarno-Hatta dapat terus meningkat.
Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah dalam sisi pelayanan di udara untuk maskapai dan sisi pelayanan di darat untuk penumpang pesawat atau pengunjung Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Tak Hentikan Acara Baiat ISIS, Munarman: Itu Bukan di FPI, Itu di Tempat Orang
"Sehingga bandara Soekarno-Hatta dapat meningkatkan kualitas secara berkelanjutan," tutur Agus.
"Baik untuk pelayanan dan fasilitas di sisi udara (airside) kepada maskapai, maupun di sisi darat (landside) untuk penumpang pesawat serta pengunjung bandara," sambung dia.
Melalui unggahan akun Instagram-nya, Erick mengatakan bahwa kualitas karpet di Terminal 3 tergolong jelek.
"Kualitasnya jelek," ujar Menteri BUMN.
Dia menyebut, karpet memiliki dua jenis, yakni karpet heavy duty dan karpet biasa.
Baca juga: Soal Rekonstruksi Kasus Terorismenya, Munarman: Dibuat Semaunya oleh Penyidik
Menurut dia, meski karpet di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan jenis heavy duty, terdapat masa waktu penggunaan karpet tersebut.
"Biasanya karpet itu ada dua kan, ada yang heavy duty ada yang memang buat sehari-hari. Cuma yang heavy duty range-nya berapa tahun, saya enggak tahu," papar Erick.
"Kalau ini (karpet di Bandara Soekarno-Hatta) sih parah. Lihat dulu juga keuangannya. Kan airport lagi sepi, cuma maksudnya kualitas pemilihannya gimana?" sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.