Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Milenial Jabodetabek: Tak Bisa KPR di Gang, Uang Hanya Cukup Beli Rumah di Lokasi yang Jauh

Kompas.com - 18/02/2022, 08:00 WIB
Alsadad Rudi,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

Menurut Elisa, sampai saat ini belum ada insentif yang diberikan negara untuk rumah di gang. Padahal, banyak warga pemilik lahan di gang yang berupaya membantu negara dalam menyediakan hunian layak.

Elisa mencontohkan rumah-rumah petak ataupun kontrakan yang dibangun di kampung-kampung kota di sekitar pusat bisnis.

Terlepas dari ada tidaknya pelanggaran terkait peruntukan bangunan, Elisa menilai warga yang berupaya menyediakan hunian untuk orang lain sudah selayaknya mendapat insentif dari negara.

Baca juga: Meski Rumah di Gang Sempit, Ayu Ting Ting Tetap Bahagia dan Rezeki Lancar

"Tapi hingga hari ini tidak ada insentif atau kemudahan bagi perorangan pemilik lahan luas yang menggunakan lahannya menjadi rumah layak bagi banyak keluarga," kata Elisa kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2022).

Alih-alih memberikan insentif, Elisa menilai aturan perbankan justru diskriminatif terhadap orang yang mengajukan kredit perumahan pada ukuran jalan tertentu.

Ketiadaan insentif inilah yang membuat kampung kota jadi sulit berkembang.

"Negara harus mau bermitra dengan rakyatnya sendiri, termasuk memberikan insentif serupa seperti yang dinikmati developer. Jika bank swasta tidak bisa kasih kredit, ya minimal BUMN atau BUMD harus bisa karena mereka diberikan misi juga oleh negara," ucap Elisa.

Baca juga: Milenial Cenderung Cari Rumah Dekat Pusat Kota

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), generasi milenial adalah mereka yang kini sedang berada dalam usia produktif. Karena dalam usia produktif, lokasi tempat tinggal tentu menjadi sangat penting.

Tempat tinggal yang terlalu jauh dari tempat kerja bukan hanya membuat lelah, penghasilan bulanan pun bisa habis hanya untuk biaya transportasi.

Kondisi itulah yang sempat disinggung mantan wakil presiden Jusuf Kalla. Saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Development and Business Summit 2019, Kalla mengatakan, selama ini ada suatu kondisi di Jabodetabek yang berbanding terbalik dengan di luar negeri.

Menurut Kalla, di luar negeri, orang kaya lebih memilih tinggal di pinggir kota dan daerah pusat kota biasanya dihuni oleh orang-orang tidak mampu.

Pengertian tidak mampu di sini tentu saja masih relevan dengan milenial pekerja yang tidak sanggup membeli rumah di perumahan ataupun apartemen mewah di pusat kota Jakarta.

"Kalau kita sebaliknya. Orang kaya tinggal di kota, orang yang tidak mampu di pinggir kota," kata Kalla di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Kalla menilai, banyaknya orang tidak mampu yang tinggal di pinggir kota inilah yang menyebabkan mereka tidak bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pasalnya, mereka harus mengeluarkan biaya transportasi yang lebih mahal setiap harinya.

Baca juga: Benarkah Milenial Tak Bisa Beli Rumah? Ini Cerita Pengembang

Hunian merupakan kebutuhan paling mendasar setiap manusia selain pangan dan pandang.  Sudah sepatutnya negara hadir dan menyediakan hunian yang layak untuk setiap warga negara.

"Cita-cita untuk terselenggaranya kebutuhan perumahan rakyat bukan mustahil apabila kita sungguh-sungguh mau dengan penuh kepercayaan, semua pasti bisa," ucap proklamator Mohammad Hatta saat Kongres Perumahan Rakyat Sehat di Bandung pada 1950.

Ucapan Hatta itu menegaskan bahwa semua orang berhak mendapatkan hunian layak apabila ada itikad baik dari semua pihak.

Dalam konteks Jabodetabek masa kini, hunian layak juga bisa dikaitkan dengan kemudahan akses dan tentu saja lokasi yang tidak jauh dari tempat kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com