Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Merdeka Segera Berlaku, Guru: Lebih Baik Optimalkan Dulu yang Ada

Kompas.com - 18/02/2022, 15:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan menerapkan Kurikulum Merdeka pada jenjang sekolah tingkat menengah atas (SMA) tahun ajaran 2022/2023.

Namun, rencana tersebut tak sepenuhnya disambut baik oleh para guru. Salah satunya adalah Millah N Haq, seorang guru SMK swasta.

Meskipun menurut Millah konsep kurikulum tersebut bagus, dia lebih menginginkan agar kurikulum yang sudah ada dioptimalkan terlebih dahulu.

"Memang (penerapannya) tergantung kesiapan sekolah, tapi selalu pada akhirnya nanti harus. Indonesia terlalu sering mengganti kurikulum, pada akhirnya tidak terlalu optimal. Padahal, lebih baik optimalkan saja yang ada," kata Millah kepada Kompas.com, Jumat (18/2/2022).

Millah menegaskan bahwa dirinya tidak kontra dengan konsep kurikulum yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknlogi (Mendikbud Ristek) karena pada dasarnya kurikulum tersebut berkaitan dengan minat dan bakat murid.

Baca juga: Ini 3 Keunggulan Kurikulum Merdeka bagi Sekolah, Guru, dan Murid, Apa Saja?

Apalagi, kata dia, minat dan bakat para murid berbeda satu sama lain.

"Hanya saja, yang ditakutkan itu adalah kesiapan di sekolahnya dan kualitas guru itu memengaruhi," kata dia.

Menurut dia, merdeka belajar adalah menerapkan pola pembelajaran yang membebaskan para murid mencari tahu sendiri.

Namun, kenyataannya, kata dia, rata-rata para murid tersebut masih memerlukan bimbingan.

"Mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mencari sumber sendiri okelah, tapi ada beberapa siswa yang malah jadi bodo amat," kata dia.

Diketahui, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim telah mengeluarkan kebijakan menyiapkan opsi untuk sekolah menengah atas menggunakan Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran 2022/2023.

Baca juga: Pelajar SMA di Depok Sebut Kurikulum Merdeka Bantu Siswa Temukan Keahlian dan Bakat

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka yang sebelumnya disebut sebagai Kurikulum Prototipe ini akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.

“Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,” kata Nadiem saat peluncuran Kurikulum Merdeka secara virtual, Jumat (11/2/2022).

Kurikulum Merdeka membebaskan siswa memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.

“Ini salah satu keputusan atau choice atau pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com