Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2022, 19:52 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Salah pengusaha tahu rumahan di Depok, Irfan Suhendar, berencana akan meliburkan pekerjanya selama tiga hari, mulai 21 Februari 2022.

Saat ditemui di lokasi produksi tahu miliknya, Irfan mengatakan bahwa aksi mogok tersebut berkaitan dengan dampak dari kenaikan harga kedelai.

"Kalau kenaikan ini memang cukup lumayan juga, terasa banget. Apalagi di saat pandemi begini. Kita serba salah, mau naik (harga) juga susah, kalau enggak naik harga susah juga. Mau enggak mau dinaikkan," kata Irfan saat ditemui, Sabtu (19/2/2022).

Baca juga: Penyebab Harga Kedelai Tinggi, Mulai Cuaca Buruk hingga 5 Miliar Babi di China

Dikatakan Irfan, harga kedelai telah mengalami kenaikan sejak tiga bulan yang lalu. Kendati demikian, dia mengaku mulai merasakan kenaikan tertinggi pada akhir Januari 2022.

"Tiga bulan lalu sudah naik. Tiga minggu lalu mulai naik drastis. Mau enggak mau (tahu) harus naik harganya," ujarnya.

Irfan mengatakan, sebenarnya masyarakat dapat mengetahui akan terjadi kenaikan pada produksi pangan dengan bahan baku kedelai.

"Sepertinya demo itu bentuk perhatian pemerintah buat harga kedelai, tapi yang paling penting biar masyarakat tahu bahwa tiga hari enggak ada (tahu dan tempe) di pasar, tahu dan tempe itu bakal ada kenaikan harga," kata Irfan.

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Perajin Tempe di Kampung Tempe Sunter Bakal Mogok 3 Hari

Irfan berujar, setelah aksi demo mogok kerja, pihaknya akan menaikan harga tahu.

"Kalau tahu belum ada kenaikan, cuma kalau dari kedelainya sudah ada kenaikan. Cuma kita setelah ini (mogok) mungkin nantinya ada kenaikan harga (tahu)," ujarnya.

Irfan menyebut kenaikan harga kedelai tak berdampak pada ukuran tahu yang diproduksinya. Ia tetap mempertahankan ukuran tahu meski harus menaikkan harga.

"Kalau di tahu bandung naik harga. Tapi kalau diperkecil ukuran enggak bisa, susah ya kalau kecil. Jadi kerjanya juga makin lama durasinya juga, kasihan yang kerja," pungkasnya.

Sebagai informasi, Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengungkapkan perajin tahu dan tempe berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.

Aip mengatakan, rencana mogok ini terjadi lantaran naiknya harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe tahu.

"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

"Anggaplah mereka beli di harga Rp 10.000 per kilogram, modal Rp 200.000, sementara kalau dijual menjadi olahan tempe tahu dapatnya Rp 250.000. Itu Rp 50.000 untuk makan dan Rp 200.000 untuk modal besoknya. Tapi karena harga kedelainya sudah naik ya sekarang di harga Rp 11.000 per kilogram yah enggak cukup," sambungnya.

Aip menuturkan, mogok produksi ini tidak dilakukan secara nasional. Hanya perajin tahu tempe rumahan yang tersebar di Jabodetabek hingga Jawa Barat yang rencananya melakukan aksi tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bantah Klinik Kecantikannya di Bintaro Dibangun di Atas Saluran Air, Tompi: Saya Datang Kondisinya Sudah Begitu

Bantah Klinik Kecantikannya di Bintaro Dibangun di Atas Saluran Air, Tompi: Saya Datang Kondisinya Sudah Begitu

Megapolitan
Protes Penutupan Saluran Air, Massa Geruduk Klinik Kecantikan Milik Tompi di Bintaro

Protes Penutupan Saluran Air, Massa Geruduk Klinik Kecantikan Milik Tompi di Bintaro

Megapolitan
Mayat Terbakar Ditemukan di Lanud Halim Perdanakusuma

Mayat Terbakar Ditemukan di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Diduga Bakar Kebun di Tangerang, Seorang Lansia Tewas Terpanggang

Diduga Bakar Kebun di Tangerang, Seorang Lansia Tewas Terpanggang

Megapolitan
Minta Persetujuan Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta, Pemprov DKI Kirim Surat ke DPRD

Minta Persetujuan Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta, Pemprov DKI Kirim Surat ke DPRD

Megapolitan
Heru Budi Minta DTKJ Fokus Atasi Kemacetan Jakarta

Heru Budi Minta DTKJ Fokus Atasi Kemacetan Jakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Losion Anti-nyamuk dan Obat Sakit Kepala Dekat Jasad Pria di Sawah Besar

Polisi Temukan Losion Anti-nyamuk dan Obat Sakit Kepala Dekat Jasad Pria di Sawah Besar

Megapolitan
Thamrin City Kini Cuma Ramai di Lantai Dasar, Pedagang di Lantai Atas Menjerit

Thamrin City Kini Cuma Ramai di Lantai Dasar, Pedagang di Lantai Atas Menjerit

Megapolitan
Heru Budi Harap Anggota DTKJ Periode 2023-2023 Laksanakan Tugas dengan Baik

Heru Budi Harap Anggota DTKJ Periode 2023-2023 Laksanakan Tugas dengan Baik

Megapolitan
Pemkab Bekasi Salurkan 3,8 Juta Liter Air ke 45 Desa Terdampak Kekeringan

Pemkab Bekasi Salurkan 3,8 Juta Liter Air ke 45 Desa Terdampak Kekeringan

Megapolitan
Kronologi Pasutri Ditusuk Adik Ipar di Gambir, Berawal Hendak Tagih Hutang

Kronologi Pasutri Ditusuk Adik Ipar di Gambir, Berawal Hendak Tagih Hutang

Megapolitan
Fokus Kurangi Kemacetan, Heru Budi Mengukuhkan Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta

Fokus Kurangi Kemacetan, Heru Budi Mengukuhkan Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta

Megapolitan
Sesalkan Tahanan Rutan Polres Depok Tewas Dianiaya, Kompolnas: Tak Dibenarkan Main Hakim Sendiri

Sesalkan Tahanan Rutan Polres Depok Tewas Dianiaya, Kompolnas: Tak Dibenarkan Main Hakim Sendiri

Megapolitan
Sapi yang Ditemukan Nelayan di Perairan Kali Baru Kini Sudah Dijual

Sapi yang Ditemukan Nelayan di Perairan Kali Baru Kini Sudah Dijual

Megapolitan
Polisi Imbau Perusak Lapak Dagangan di Pasar Kutabumi Serahkan Diri

Polisi Imbau Perusak Lapak Dagangan di Pasar Kutabumi Serahkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com