"Tumpukan sampah di Jakarta menjadi salah satu alasan utama terjadinya banjir. Tentu, sampah tersebut didominasi oleh sampah plastik," kata Riza dikutip dari akun Instagram resminya @arizapatria, Minggu (20/2/2022).
Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, akumulasi sampah yang ada di sungai Jakarta selama tiga bulan itu tingginya bisa melebihi Monumen Nasional (Monas).
Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya di saluran air.
"Mari, kita buang sampah pada tempatnya agar sungai sebagai pengendali banjir bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal," ujar dia.
Jakarta ingin bebas sampah
Terkait hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan keinginan menjadikan Jakarta sebagai kota bebas sampah atau zero waste.
Namun, menurut Anies, keinginan tersebut akan sulit tercapai jika programnya hanya dikerjakan sendiri oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Kalau kita perhatikan, kita ingin (Jakarta) menjadi kota yang zero waste, tapi ini tidak mungkin terjadi bila hanya dikerjakan sendiri," ujar Anies dalam siaran langsung Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di kanal YouTube Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Anies: Jakarta Ingin Menjadi Kota Zero Waste, tapi Tidak Mungkin Terjadi jika...
Anies menjelaskan, saat ini Jakarta menghasilkan 7.800 ton sampah per hari, yang dikelola dan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Menurut Anies, proses pengelolaan ribuan ton sampah seharusnya melibatkan semua orang, termasuk melibatkan pembuang sampah.
"Kita harus kerjakan ini sebagai sebuah proses bersama-sama," ucap dia.
Anies berharap, Jakarta di masa akan datang bisa menjadi kota dengan residu sampah yang dikelola dengan baik oleh seluruh warganya.
Menurut dia, hulu pengelolaan sampah berada di kegiatan pribadi sehari-hari dan tempat kerja. Dari hulu, pemilahan sampah bisa dikerjakan oleh individu masing-masing.
"Bagaimana dilakukan pemilahan sampah sejak dari rumah, pengangkutan sampah sesuai dengan jenis dan harapannya ini terus-menerus dibangun," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.