JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar Front Pembela Islam (FPI) berinisial MB mengungkapkan andil terdakwa Munarman dalam menyusun buku putih.
Buku putih itu berisi berbagai bukti dan temuan tim terkait penembakan enam laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek Km 50 pada 7 Desember 2020.
Keterlibatan Munarman diungkapkan MB saat menjadi saksi meringankan dalam sidang dugaan tindak pidana terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu (23/2/2022).
"Ada beberapa kali (diskusi), setahun terakhir itu sejak terjadinya peristiwa kejahatan kemanusian yaitu pembunuhan enam laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab," kata MB.
Baca juga: Saksi Sebut Munarman Terlibat dalam Perancangan Buku Putih soal Pembunuhan 6 Laskar FPI
MB dan Munarman menyusun buku putih bersama tokoh-tokoh lain, seperti Abdullah Hehamahua yang menjadi Ketua TP3.
Ada pula mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Wakil Ketua Dewan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi.
"Kami sering mengadakan diskusi terutama pembantaian kejahatan kemanusian ini. Makanya kami berkumpul untuk membuat langkah-langkah advokasi," tutur MB.
Kemudian, MB menuturkan, Munarman juga ikut dalam pertemuan antara TP3 dan Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2021 sebelum penyusunan buku putih.
"Presiden mengatakan akan menuntaskan kasus ini secara berkeadilan terbuka dan dapat diterima publik. Jadi adil kata kuncinya," kata MB.
"Tapi beliau saat itu juga menyatakan, kalau nanti TP3, punya temuan atau hasil kajian silakan sampaikan ke pemerintah. Itu permintaan Pak Jokowi," tutur dia.
Baca juga: Sidang Lanjutan Kasus Terorisme, Giliran Munarman Bawa Saksi yang Meringankannya
Buku putih kasus pembunuhan enam laskar FPI itu terbit pada Mei 2021.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com 14 Maret 2021, Ketua TP3 Abdullah Hehamahua mengatakan, pihaknya akan memberikan buku putih kepada Presiden Jokowi.
Menurut Abdullah buku tersebut berisi berbagai bukti terkait penembakan enam laskar FPI dan memperkuat dugaan pelanggaran HAM berat.
"Kalau kita tahu pelanggaran HAM berat ada indikator, terstruktur, sistematis dan masif. Dan kami Insya Allah, data-data kami itu ada. Kami sedang susun dalam buku putih dua jilid," kata Abdullah, dalam diskusi virtual di YouTube Medcom.id, Minggu (14/3/2021).
Selain kepada Presiden Jokowi, Abdullah menuturkan buku putih akan diserahkan juga pada Kapolri Lisyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung, Komnas HAM, dan instansi terkait.