Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Hari Ini, Perajin Tempe dan Tahu Kembali Beroperasi Usai Mogok Kerja 3 Hari

Kompas.com - 24/02/2022, 08:27 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai hari ini, Kamis (24/2/2022) para perajin tempe dan tahu kembali beroperasi setelah melakukan aksi mogok kerja selama tiga hari, sejak 21 Februari 2022.

Mereka melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes atas harga kedelai yang semakin hari semakin mahal.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Hedy Kuswanto mengatakan, akan ada kenaikan pada harga tahu dan tempe setelah para perajin kembali beroperasi.

"Ada kenaikan sedikit. Yang biasa sepotong tempe Rp 5.000 jadi Rp 6.000, yang biasa Rp 7.000 jadi Rp 8.000. Ada kenaikan," kata Hedy usai bertemu Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Baca juga: Hari Ini Tahu Tempe Kembali Tersedia, Tapi Harganya Naik

Hedy mengatakan, harga kedelai kini sangat melonjak, bisa mencapai Rp 11.300 per kilogram. Oleh karena itu, harga tempe dan tahu akan naik sementara.

Berkait pertemuan dengan Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta, Hedy menyampaikan bahwa pengusaha tempe dan tahu berharap ada kestabilan harga kedelai yang saat ini semakin menanjak.

Kestabilan harga, kata Hedy, bisa didapatkan melalui bantuan Bulog. Jika harga diatur oleh pihak swasta, kata dia, harga kedelai akan terus naik.

"Kalau diserahkan ke swasta dari 1998 pasca-Orde Baru, sampai sekarang itu swasta murni yang pegang. Kenapa pemerintah enggak ikut masalah atau ngurusi masalah ini? Sehingga ya semaunya sendiri," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, pihaknya sudah mendegarkan keluhan Hedy dan rekan-rekannya.

Baca juga: Perajin Tahu Tempe Mulai Produksi Lagi, Diprediksi Harga Naik atau Ukuran Mengecil

Gembong mengaku akan menindaklanjuti keluhan tersebut ke DPR RI dan pemerintah pusat.

"Keluhannya sudah kami terima, kemudian kami akan mencoba menindaklanjuti dan berkoodinasi tentunya dengan teman-teman DPR RI karena ini bukan skupnya DKI Jakarta saja, sudah nasional," kata Gembong.

Adapun langkah yang akan ditempuh antara lain mendorong stabilitas harga dan adanya subsidi kedelai untuk membuat harga jadi stabil.

Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, DPRD dalam waktu dekat akan memanggil BUMD bidang ketahanan pangan.

"Untuk kami ajak koordinasi untuk menjaga stabilitas harga di Jakarta," ucap Gembong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com