JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Pemuda dan Olahraga (Sudin Pora) Jakarta Utara Heru Haryanto mengatakan, pihaknya akan mencari penyebab seringnya keributan terjadi di Lapangan Ingub, Muara Angke.
Hal ini menyusul terjadinya keributan belakangan ini antara kelompok yang sedang bertanding sepak bola.
Ia mengatakan, sedianya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun lapangan olahraga supaya masyarakat dapat berinteraksi dengan baik.
"Sepak bola kita masih saja ada keributan sesama teman, padahal pemprov membuat lapangan agar dinikmati masyarakat setempat supaya mereka ada interaksi, komunikasi, dan koordinasi yang baik," kata Heru saat dihubungi, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Keributan Terjadi Lagi di Lapangan Ingub Muara Angke, Polisi Sebut Perlu Evaluasi
"Nanti kita lihat permasalahannya supaya ke depan masyarakat di sana nyaman dan aman menggunakan Lapangan Ingub," lanjut dia.
Menurut Heru, warga yang bermain olahraga, khususnya sepakbola di lapangan Ingub masih perlu banyak diberi arahan.
Oleh karena itu, dia pun berharap agar tokoh masyarakat setempat dapat membina warga agar bermain olahraga secara sportif dan tidak menimbulkan keributan.
"Mereka masih harus banyak diberi arahan, biar nanti tokoh masyarakat di sana yang membinanya," kata dia.
Lebih lanjut Heru pun berencana akan membuat turnamen sepakbola bagi masyarakat di sekitar Muara Angke.
Dia meyakini, adanya turnamen akan lebih mengeratkan kekeluargaan masyarakat melalui olahraga.
Baca juga: Pemain Sepak Bola Ribut dan Keroyok Lawan di Lapangan Ingub Muara Angke, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, dalam video yang diunggah akun Instagram @jakut_update, tampak terjadi perkelahian antarpemain sepak bola.
Mereka saling meneriaki satu sama lain dan menyerang lawan sehingga menyebabkan sejumlah penonton di luar lapangan tampak berlarian.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada 22 Februari 2022 lalu.
Keributan bermula ketika digelar pertandingan sepak bola antara tim yang sama-sama berasal dari komunitas warga di Muara Angke.
"Di dalam pertandingan tersebut terjadi kontak fisik, perselisihan antara pelaku dengan korban," kata Putu.