Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalang Pembunuhan Koki Menunggu di TPU Selama 2 Jam Sebelum Orang Suruhannya Bunuh Korban

Kompas.com - 24/02/2022, 16:57 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, LM yang merupakan otak dari pembunuhan koki, FF (22) sempat mengintai korban selama 2 jam.

LM menunggu di tengah TPU Chober untuk memberikan arahan kepada dua orang suruhannya, MYL dan DR mengenai sosok korban sebelum pembunuhan dilakukan.

"Pelaku dan otak menunggu stand by di TKP kurang lebih 2 jam, sebelum korban melintas," ujar Ridwan usai menggelar rekonstruksi di lokasi, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Sederet Fakta Baru Pembunuhan Koki di TPU Chober Ulujami, Korban Berusaha Cari Pertolongan Usai Ditusuk

Pada rekonstruksi juga terungkap bahwa korban pertama kali dilihat oleh salah seorang pedagang sayur yang melintas menggunakan sepeda motor.

Saksi saat itu melihat korban telah meninggal dunia dengan tubuh bersimbah darah karena luka tusukan gunting yang dilakukan oleh MYL dan DR.

"Karena ini lokasi (pembunuhan) merupakan akses warga kampung belakang makam. Saksi pada saat melewati makam, melihat korban sudah tergeletak," ucap Ridwan.

Ridwan menambahkan, total ada 22 adegan yang diperagakan oleh ketiga tersangka dalam rekonstruksi pembunuhan terhadap FF.

"Total itu ada 22 adegan, mulai dari pada saat tersangka mendatangi TKP, lalu melakukan eksekusi sampai mereka meninggalkan tempat," ucap Ridwan.

Baca juga: Otak Pembunuhan Koki di TPU Chober Sempat Beri Petunjuk kepada Pelaku di Lokasi

Sebelum kasus pembunuhan terkuak dan para pelaku ditangkap, korban FF ditemukan tewas bersimbah darah dan luka tusuk pada Kamis sekitar pukul 05.10 WIB.

Korban ditemukan oleh warga di antara deretan makam. Sementara polisi yang mendapat laporan soal penemuan jasad itu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi.

Tak lebih dari satu hari, penyidik menangkap pelaku MYL di kawasan Tangerang, Banten. Tak lama, pelaku DR juga ditangkap di kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Para pelaku merupakan orang suruhan LM yang dijanjikan dapat bayaran Rp 2 juta, tetapi keduanya baru menerima masing-masing Rp 500.000.

Peran MYL yakni menusuk korban dengan menggunakan gunting yang disiapkan oleh LM. Sedangkan pelaku DR berperan yang membantu MYL memegangi dan mencekik korban.

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Koki di TPU Chober Ulujami, Pelaku Diteriaki dan Ditertawakan Warga

Dua hari berselang, penyidik lalu menangkap LM yang tak lain merupakan otak dari pembunuhan terhadap FF.

Polisi menyebut motif pembunuhan itu karena LM yang memiliki kelainan seksual itu cemburu karena korban dekat dengan seorang wanita yang disuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com