Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Orang Kuat di Balik Penganiayaan Aktivis Haris Pertama dan Pemanggilan Politisi Golkar

Kompas.com - 01/03/2022, 08:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ada perintah aniaya Haris

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade hidayat mengungkapkan, ada seorang bernama Sarifudin Samual (SS), yang dari hasil penyelidikan ditemukan fakta menyuruh keempat lainnya untuk menganiaya Haris.

"Kemudian SS beri perintah untuk melakukan itu (pengeroyokan)," ungkap Tubagus Ade Hidayat saat jumpa pers terkait kasus ini.

Seluruh penganiaya dan penyuruhnya tidak ada kaitan dan tidak saling mengenal dengan Haris Pertama.

Di sini memunculkan pertanyaan, ada apa dengan Haris? Sementara untuk utang-piutang telah dibantah oleh pihak Kepolisian.

"DC (debt collector) itu pekerjaannya, bukan pekerjaan hariannya. Tetapi bukan berarti harus ada utang, artinya bukan begitu. Yang jelas faktanya pekerjaannya itu," kata Kombes Tubagus Ade Hidayat saat dihubungi wartawan, Kamis (24/2/2022).

"Motif masih kami gali. Nanti pengembangan, nanti akan kami kabarkan," sambungnya.

Ada masalah apa?

Saya mencoba menanyakan kepada Haris. Karena Haris memang dikenal kritis, dan kerap melaporkan sejumlah kasus hukum.

Sebut saja, kasus dugaan suap pajak sebuah Pabrik Gula terkenal, lalu menjadi pelapor kasus dugaan ujaran kebencian, eks Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean yang kasusnya masih bergulir di Pengadilan.

Ia juga menjadi pelapor kasus dugaan ujaran kebencian Abu Janda awal 2021 lalu.

Selain itu, ia dikenal kerap mengkritisi lembaganya sendiri KNPI dan juga Partai Golkar, di mana Haris adalah salah satu kadernya.

Meski demikian, Haris membantah, kasus penganiayaan ini terkait dengan pelaporan yang dilakukannya.

"Saya tidak yakin karena kasus yang saya laporkan (kasus Abu Janda dan Ferdinand Hutahaean)", kata Haris kepada saya di program AIMAN.

Ia justru menduga, penganiayaan ini terkait dengan sikap kritisnya di internal organisasi di mana ia aktif berkiprah. Meski ia tidak mau berspekulasi lebih jauh.

"Saya duga ini terkait dengan organisasi, tapi saya serahkan kepada pihak kepolisian. Saya berharap kasus ini bisa tuntas sampai ke dalangnya!" kata Haris.

Lepas dari spekulasi apa pun, ada fakta dari para penganiaya yang tidak mengenal, tidak terkait utang-piutang, dan ada indikasi bayaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com