Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal.
Namun normalisasi kini berfokus pada daerah pinggir sungai yang terdampak banjir. Jadi, bukan lagi pada panjang target yang harus dikerjakan, yakni 33 kilometer.
"Pendekatannya bukan sepanjang itu. Pendekatannya kalau Kementerian PUPR itu spot daerah potensi daerah kritis itu, tujuh kelurahan yang menjadi prioritas ditangani di Ciliwung itu," kata Yusmada saat ditemui usai rapat kerja bersama DPRD DKI Jakarta di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Pemprov DKI Alokasikan Rp 1 Triliun untuk Normalisasi Sungai dan Waduk
Yusmada menyebut pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta berjalan di tujuh kelurahan, dengan dua kelurahan sudah selesai dilakukan pembebasan di tahun 2021.
Dua kelurahan yang pembebasan lahannya sudah rampung yakni Cawang dan Rawajati. Sementara lima kelurahan lainnya yakni Kebon Baru, Manggarai, Pengadegan, Bidara Cina dan Kampung Melayu.
"Tadi saya laporkan yang di Cawang kita bebaskan, kita mulai (normalisasi) dengan Kementerian PUPR," tutur Yusmada.
Baca juga: Ketua Komisi D Sebut Proyek Normalisasi Sungai Mandek karena Komunikasi Pemprov DKI Buruk
Yusmada menambahkan, kendala normalisasi Sungai Ciliwung masih sama dari tahun ke tahun, yaitu proses administrasi.
Banyak warga yang berkeberatan lahannya digunakan untuk normalisasi membuat proyek penanganan banjir Jakarta tersebut berjalan lambat.
"Banyak yang keberatan itu kan butuh waktu, butuh proses," ujar Yusmada.
Baca juga: Alasan Pemprov DKI Lambat Bebaskan Lahan Normalisasi Sungai: Mafia Tanah hingga Kurang Dana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.