Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Proyek Normalisasi Ciliwung di Era Anies, Empat Tahun Mandek, Kini Berubah Target

Kompas.com - 02/03/2022, 08:36 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mega proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang membelah Ibu Kota Jakarta akhirnya kembali dilanjutkan setelah 4 tahun mandek di masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Normalisasi yang memiliki target mengembalikan kapasitas Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer itu dilanjutkan dengan proses pembebasan lahan di beberapa titik tertentu.

Sebagai informasi, meski dicetuskan oleh Fauzi Bowo, pengerjaan normalisasi pertama kali dieksekusi oleh Gubernur Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purna atau Ahok.

Ahok telah menuntaskan normalisasi sungai Ciliwung sepanjang 16 kilometer dan pembangunan terhenti selama empat tahun di masa kepemimpinan Anies.

Baca juga: Riwayat Normalisasi Ciliwung: Dikebut Jokowi-Ahok, Baru Dilanjutkan Anies Jelang Lengser

Dalam pengerjaan proyek normalisasi tersebut, Pemprov DKI Jakarta tidak sendiri. Pemprov DKI dibantu pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

BBWSCC bersama Kementerian PUPR memiliki tugas untuk membangun konstruksi normalisasi seperti pemasangan sheet pile dan betonisasi.

Pembangunan tersebut terkendala, lantaran pekerjaan pembebasan lahan pembangunan yang menjadi tugas pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak kunjung selesai.

Namun Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengatakan di tahun 2021 sudah ada lahan yang berhasil dibebaskan untuk proyek normalisasi.

Salah satunya di wilayah terdampak di kelurahan Cawang, Jakarta Selatan dan Rawajati, Jakarta Selatan.

Baca juga: 4 Tahun Mandek, Normalisasi Ciliwung Kini Dilanjutkan Hanya di Daerah Terdampak Banjir

"Ya itu (normalisasi) tetap jalan," kata Yusmada saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2022).

Target berubah dari panjang pembangunan menjadi titik rawan

Meski tetap berjalan, ada perubahan target pembangunan normalisasi sungai Ciliwung yang diungkapkan Yusmada.

Dulu target normalisasi Ciliwung dihitung dengan angka 33 kilometer dengan proses pengerjaan sudah mencapai 16 kilometer. Artinya ada 17 kilometer lagi yang harus dibebaskan.

Namun Yusmada menyebut, normalisasi kali ini tidak menghitung angka panjang pengerjaan, melainkan melakukan pembangunan di daerah rawan banjir saja.

"Pendekatannya bukan sepanjang itu. Pendekatannya kalau Kementerian PUPR itu spot daerah potensi daerah kritis (banjir) itu, tujuh kelurahan yang menjadi prioritas," kata Yusmada.

Baca juga: Kecolongan 38 STNK dan BPBK Setelah Kaca Mobil Dipecah, Pria Ini Sempat Dioper-oper Saat Lapor Polisi

Tujuh kelurahan yang menjadi prioritas normalisasi tersebut adalah Cawang, Rawajati, Kebon Baru, Manggarai, Pengadegan, Bidara Cina dan Kampung Melayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com