Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Batasi Mobilitas Warga, Layanan ini Muncul Tawarkan Solusi Belanja dalam 15 Menit

Kompas.com - 06/03/2022, 11:58 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun sudah penyebaran Covid-19 "menghantui" masyarakat sehingga mereka harus membatasi kegiatan di luar rumah agar terhindar dari penyakit yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Tak sedikit usaha yang harus bangkrut dan tutup karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, beberapa usaha berusaha mencari celah agar bisa bertahan dan tetap berdaya di tengah ancaman pandemi.

Sejumlah bisnis baru yang memanfaatkan inovasi dan teknologi bahkan bermunculan. Inovasi dan teknologi tersebut tak hanya membantu perusahaan tersebut agar tetap berkembang, tetapi juga memudahkan masyarakat yang pergerakannya terbatas.

Sebuah bisnis yang menawarkan jasa pengantaran belanja online bernama Astro misalnya, muncul untuk membantu warga yang kesulitan berbelanja kebutuhan pokok di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Baca juga: Dua Tahun Pandemi dan Gelombang Kesehatan Mental

Co-Founder dan CEO Astro, Vincent Tjendra, mengatakan bahwa bisnis tersebut diluncurkan pada 1 September 2021. Salah satu keunggulan dari layanan Astro adalah barang diantar dengan cepat ke rumah pelanggan.

Astro, dari kata Astronot, dianggap sebagai kata yang paling tepat untuk mencerminkan cara kerja perusahaan penyedia jasa tersebut, yakni cepat dan tangkas.

“Niat mendirikan Astro yaitu ingin memberikan inovasi. Awalnya kan kita melihat banyak yang memesan dengan aplikasi delivery serupa, tapi tibanya kapan. Tidak tahu bahkan banyak barang yang enggak ready. Jadi kita ingin memberikan customer experience yang lebih baik,” ujar Vincent saat dihubungi.

Pelanggan hanya bisa membeli barang yang tersedia di applikasi Astro. Setelah pelanggan melakukan pemesanan, maka barang belanjaan akan langsung tiba dalam waktu yang ditentukan.

“Kita deliver grocery dalam 15 menit. Jadi kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, beras, sampai makanan ringan, es krim, daging, buah-buahan, dan sayur-sayuran gitu,” jelas Vincent.

Baca juga: Ragam Varian Covid-19 yang Terkonfirmasi di Jakarta, dari Alpha hingga Omicron

Ia mengklaim bahwa Astro bukan hanya solusi di kala pandemi. Di luar kondisi pandemi pun, pelanggan akan sangat terbantu dengan layanan tersebut.

“Banyak pelanggan yang memang enggak bisa ke luar rumah, misal lagi banyak kerjaan. Sebenarnya ini bukan hanya solusi untuk pandemi. Pandemi itu menjadi momennya belanja online, jadi timing-nya pas,” lanjutnya.

Satu hal yang membedakan Astro dengan kompetitor sejenis lainnya yaitu waktu pengiriman barang belanjaan.

Astro menargetkan pengiriman dilakukan dalam waktu 15 menit saja. Hingga saat ini, aplikasi dengan tag line ‘Mau Belanja Sampai 15 Menit? #Astroinaja” tersebut sudah diunduh sebanyak lebih dari 100 ribu pengguna di google play store.

Baca juga: Lika-liku Mengajar Saat Pandemi, Upaya Guru Beradaptasi dengan Situasi

Terkait wilayah jangkauan, saat ini cakupan layanan Astro masih terbatas di sekitar wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan.

Meski demikian, Vincent mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan bisnis dengan rutin melakukan evaluasi.

Dari strategi marketing, Astro berupaya untuk memaksimalkan pemanfaatan media sosial yang ada.

“Saat ini kita menggunakan Instagram. Ke depannya kita akan coba bikin lebih banyak video lagi. Kita masih terfokus di Instagram saja,” pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com