Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Sidang Kasus Kebakaran Lapas Tangerang, BPBD Padamkan Api dari Luar Blok C2 hingga Selamatkan 3 Napi

Kompas.com - 08/03/2022, 08:40 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Kalau kita belum tahu waktu kejadian (kebakaran lapas). Waktu pengecekan MCB (motor circuit breaker), pembatas (MCB) kita tidak track," papar Sasongko.

"Tidak penyelidikan?" hakim kembali bertanya.

"Tidak," sebut Sasongko.

Adapun hakim menyinggung soal kelebihan beban karena korsleting listrik diduga menjadi penyebab kebakaran Lapas Kelas I Tangerang.

Saksi yang dihadirkan dalam sidang sebelumnya menyebutkan bahwa MCB lapas kerap turun dan narapidana disebut kerap mencolong daya listrik lapas untuk alat elektronik mereka.

Kemudian, tahanan pendamping yang mengaku pernah mengganti MCB sembari didampingi staf lapas, jaringan listrik yang tak pernah diganti selama empat tahun, hingga jaringan listrik yang tak pernah dicek oleh staf lapas.

Tiga narapidana diselamatkan

Dalam kesempatan itu, Sarpa mengaku pihaknya menyelamatkan tiga narapidana yang terjebak saat kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang.

Hakim mulanya bertanya kepada Sarpa apakah tim BPBD sempat memasuki Blok C2 yang terbakar.

"Sebagian anggota kami masuk ke dalam (Blok C2), yang masih hidup dan bisa ditolong kurang lebih tiga orang," jawab Sarpa.

Baca juga: BPBD Selamatkan 3 Napi Saat Kebakaran Lapas Tangerang: Itu yang Masih Hidup dan Bisa Ditolong

Sementara itu, banyak narapidana yang ditemukan tewas dalam keadaan hangus.

Saat itu, ada 39 narapidana yang tewas di Blok C2.

"Setelah kami padamkan, sekitar 39 orang yang tewas terbakar," sebutnya.

Menurut Sarpa, ada narapidana yang tewas lantaran tertimpa puing-puing plafon Blok C2.

Sebagian narapidana lain, lanjut Sarpa, tewas lantaran berdesak-desakan saat hendak keluar dari kamar di Blok C2.

Posisi jenazah para narapidana itu saling bertumpukan satu sama lain.

"Sebagian yang saya lihat ketiban dan desak-desakan, mungkin mau keluar. Rata-rata di kamar itu banyak yang meninggal, tertumpuk-tumpuk temannya," papar Sarpa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com