Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Tes Antigen/PCR Dihapus, Penumpang Bus AKAP di Terminal Grogol Masih Sepi

Kompas.com - 09/03/2022, 13:17 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menghapus hasil tes negatif Covid-19, baik itu antigen ataupun PCR, sebagai syarat perjalanan domestik sejak Selasa (8/3/2022).

Meski begitu, kebijakan yang mempermudah calon penumpang untuk bepergian itu belum banyak berpengaruh pada jumlah penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang beroperasi di Terminal Grogol, Jakarta Barat.

Pada Rabu (9/3/2022) siang terpantau kondisi Terminal Grogol masih sepi. Tidak terlihat ada bus yang berlalu-lalang maupun terparkir di sana.

Beberapa calon penumpang terlihat sedang menunggu bus di ruang tunggu.

Baca juga: Cerita Penumpang Tak Bawa Hasil Tes Covid-19 Saat Aturan Baru Penerbangan Belum Berlaku

Lina (28) pengelola bus Murni Jaya mengatakan, aturan terbaru tentang penghapusan syarat hasil tes Covid-19 belum berpengaruh terhadap trafik di sana.

"Penumpangnya sama saja sih, masih segini saja jumlahnya, masih normal. Jumlah normal selama pandemi itu sekitar 32 penumpang sehari, itu pun gabungan sama (Terminal) Kalideres, Poris, dan lainnya," kata Lina di Terminal Grogol, Rabu.

Pengelola bus Kramat Jati, Agung (40), menyampaikan hal serupa. Jumlah penumpang masih normal.

"Biasa aja sih, enggak ada peningkatan. Sehari bisa 30-40 kursi. Tapi itu gabungan dari terminal lain," kata Agung di tempat yang sama.

Baca juga: Pemprov DKI Banding Putusan PTUN Terkait Pengerukan Kali Mampang, Ini Alasannya

Sementara itu, Gepeng (38), pengelola bus Agra Mas mengaku tidak heran jika jumlah penumpang belum meningkat.

"Orang mudik itu bukan cuma bermodal bayar tiket dan antigen. Kalau bukan darurat, mereka juga harus berhitung pengeluaran, harus bawa uang ke kampung. Sedangkan kondisi saat ini masyarakat serba susah, mencari uang susah," ujarnya.

Di sisi lain, Gepeng tetap berharap kebijakan terbaru ini dapat berdampak signifikan pada jumlah penumpang bus.

"Mudah-mudahan bertambah ya, pengennya sih ramai. Kita kerja juga kan engga ingin begini-gini saja. Pengennya ada peningkatan. Semoga segera kembali normal seperti sebelum pandemi," harap Gepeng.

Baca juga: Anggaran Sirkuit Formula E Membengkak, M Taufik: Itu Kan Bukan Dana DKI, Kenapa Ribet?

Gepeng menyebut, setelah pandemi melanda dan pengetatan mobilisasi dilakukan, rata-rata jumlah penumpang bus mencapai 90 orang dalam satu hari.

"Kalau sebelum pandemi itu dari Grogol kami bisa angkut 80 sampai 90 penumpang setiap hari. Kalau sekarang cuma 30," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com