JAKARTA, KOMPAS.com - Kewajiban menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 menggunakan antigen maupun PCR bagi penumpang bus, sudah tidak lagi dijadikan syarat perjalanan
Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor SE 23 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Darat Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
Dalam aturan yang segera diimplementasikan tersebut, Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnain menjelaskan, calon penumpang tidak wajib tes Covid-19 jika sudah divaksinasi minimal dosis 2.
Baca juga: Terminal Pulo Gebang Hapus Syarat Tes Antigen/PCR, Penumpang: Pulang Kampung Lebaran Jadi Lebih Enak
"Mulai hari ini, berlaku persyaratan penumpang berupa hanya bukti vaksin Covid-19, minimal dosis 2," kata Revi di Terminal Kalideres, Rabu (9/3/2022).
Penumpang juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dan menggunakan pelindung diri minimal masker.
Kendati demikian, aturan tersebut tidak berlaku bagi calon penumpang yang baru melakukan vaksinasi Covid-19 dosis satu atau yang belum pernah vaksin sama sekali.
"Bagi penumpang yang belum vaksin atau vaksin dosis 1 saja, atau yang komorbid, itu masih wajib menunjukan hasil tes dengan antigen atau PCR," tegas Revi.
Kebijakan tersebut disambut dengan respon yang beraneka ragam oleh penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP).
Yayuk (44), warga Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, menyambut baik kebijakan baru tersebut.
"Kalau menurut saya sudah bagus lah aturan itu, warga jadi enggak perlu khawatir lagi kalau mau ke mana-mana. Lebih nyaman," kata Yayuk saat ditemui di Terminal Kalideres, Rabu siang.
Meskipun jarang berpergian ke luar kota, Yayuk mengaku lebih nyaman jika persyaratan perjalanan dipermudah.
Selain lebih irit biaya, menurutnya kesederhanaan persyaratan akan lebih membantu masyarakat yang sedang ada keperluan perjalanan ke luar kota.
Baca juga: Syarat Tes Antigen/PCR Dihapus, Jumlah Penumpang di Terminal Kalideres Belum Meningkat
Dukungan juga disampaikan oleh Jonathan (22) yang hendak berangkat ke Palembang dari Kalideres.
"Saya setuju saja, mengikuti bagaimana kebijakan pemerintah ya. Apa yang pemerintah buat, kita ikuti saja," kata Jonathan yang hendak berangkat ke Palembang itu.
Di sisi lain, sejumlah penumpang juga menyatakan kekhawatirannya jika menaiki bus tanpa tes Covid-19.
"Saya sebenernya khawatir karena jadi banyak warga yang berpindah-pindah. Takutnya banyak yang bepergian buat urusan yang enggak darurat," kata Bambang (36), calon penumpang tujuan Palembang.
Fitri (32) juga mengaku khawatir karena pasien tanpa gejala bisa saja melakukan perjalanan. Hal ini tentu berbahaya bagi seluruh penumpang bus.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Penumpang Bus di Terminal Kalideres Tak Perlu Tunjukkan Hasil Tes Antigen/PCR
"Kalau enggak ada tes, kita jadi enggak tahu orang yang sakit atau enggak. Kalau dengan antigen, saya lebih tenang, karena ada pembatasan penumpang," kata Fitri di Kalideres.
Bambang (36), warga Palembang yang hendak pulang kampung bersama istri dan anaknya mengatakan bahwa tanpa biaya tes antigen, kini dia bisa lebih mengirit pengeluaran.
Kendati demikian, ia menyadari bahwa dengan dihapusnya persyaratan tes, maka tarif ongkos antara bus dan pesawat dari Jakarta ke Palembang tidak jauh berbeda.
"Harga tiket bus itu Rp 320.000 per orang, kalau sama antigen jadi Rp 350.000 per orang. Kalau harga tiket pesawat Rp 350.000. Lumayan tipis kalau dibandingkan," jelas Bambang di ruang tunggu Terminal Kalideres.
Sependapat dengannya, Fitri juga mengaku akan memilih pulang kampung selanjutnya dengan menggunakan pesawat.
"Ke depannya kita mending naik pesawat, karena harganya tipis ya, tidak jauh beda. Memang biasanya juga naik pesawat kalau Jakarta- Palembang," kata Fitri sembari menunggu keberangkatan busnya.
Baca juga: Syarat Bawa Hasil Tes PCR Juga Telah Dihapus di Terminal Pulogebang
Meski mengetahui kebijakan terbaru, Fitri mengatakan kali ini tetap memilih mudik menggunakan bus.
"Kami saat ini membawa banyak barang, bawa televisi buat bapak, jadi kami pilih bus untuk saat ini," kata Fitri.
Di sisi lain, Aprijaya (25) yang sedang menanti keberangkatan menuju Muara Enim menyebut akan tetap menumpang bus meski harganya beda tipis.
"Saya enggak mempermasalahkan perbedaan harga yang tipis sih. Sebab, rumah saya jauh dari bandara, Saya rumahnya di Muara Enim, Sumatera Selatan, kalau dari bandara jauh," kata Aprijaya.
Menurut Aprijaya, bila menumpang pesawat, dia harus merogoh kocek lebih karena harus menumpang trasnportasi darat untuk mencapai rumahnya.
Baca juga: Syarat Tes Antigen/PCR Dihapus, Penumpang Bus AKAP di Terminal Grogol Masih Sepi
"Harus naik dua kali kendaraan lagi dari Palembang. Jadi saya lebih pilih naik bus," kata Aprijaya.
Sementara itu, kebijakan yang meringankan penumpang itu justru disambut gembira oleh para penyedia jasa atau perusahaan otobus (PO).
PO bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, meyakini jumlah penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) akan bertambah seiring dicabutnya persyaratan perjalanan dengan tes Covid-19.
Aturan ini diyakini bisa meningkatkan jumlah penumpang. Tapi memang rute Jawa ini akhir-akhir ini lumayan bergerak naik jumlah penumpangnya," kata Eko (34) dari PO Harapan Jaya di Terminal Kalideres, Rabu.
Menurut Eko, persyaratan wajib tes Covid-19 dengan antigen atau PCR menjadi salah satu penyebab sedikitnya masyarakat yang bepergian menggunakan bus AKAP.
"Antigen ditiadakan bakal berpengaruh, karena penumpang kan ribet ya kalau harus urus surat-surat, tes ini itu. Nah kalau sekarang mereka lumayan bebas," lanjut Eko.
Baca juga: Tes PCR/Antigen Tak Jadi Syarat Perjalanan, Warga: Lengah Sedikit, Kasus Naik Lagi, Lelah...
Sependapat dengan Eko, Adi Abraha (37), agen PO Almira Terminal Kalideres, juga meyakini persyaratan tes membuat masyarakat mengurungkan niat bepergian lantaran harganya mahal dan menyulitkan.
"Memang faktor sedikitnya penumpang itu kami duga karena antigen itu, ribet dicolok-colok dan harus bayar lagi. Tes itu kan modal mahal. Harganya itu bisa setengah harga tiket bus," kata Adi di lokasi yang sama.
Adi berharap, dengan dipermudahnya persyaratan penumpang, maka akan menaikkan trafik penumpang bus AKAP.
"Dengan digelar aturan ini, saya yakin jumlah penumpang bakal ramai lagi, meriah lagi," pungkas Adi.
Sementara itu, meski persyaratan antigen atau PCR telah dihapus, sejumlah agen perusahaan otobus (PO) di Terminal Kalideres mengatakan, masih ada penumpang yang belum mengetahui kebijakan tersebut.
"Tadi penumpang kadang masih ada yang kasih hasil tes antigen," kata Eko dari PO Haryadi Kalideres.
Beberapa penumpang di PO Haryanti Terminal Kalideres juga disebut masih menanyakan tes Covid-19 sebagai persyaratan.
"Penumpang rata-rata pada tahu sih aturan itu, tapi masih ada 1-2 orang yang masih tanya apakah pakai antigen," ujar Slamet Riyadi (39), agen PO Haryanti Terminal Kalideres.
Yusuf (40), agen PO NPM Terminal Kalideres, mengatakan masih banyak penumpangnya yang menanyakan persyaratan tersebut.
"Soal aturan, banyak penumpang yang nanya-nanya," kata Yusuf saat ditemui di loketnya.
Menurut Yusuf, penumpang banyak yang merasa takut, jika tidak melakukan tes Covid-19 sebelum berangkat, maka akan tetap dipaksa tes dalam perjalanan.
"Mereka takut kalau enggak antigen di sini, nanti bakal diwajibkan antigen setibanya di Pelabuhan Merak atau di Bakauheni," kata Yusuf.
Dengan melakukan tes sebelum perjalanan, lanjut Yusuf, penumpang berkesempatan melakukan tes di tempat murah.
"Kan kalau di pelabuhan harganya Rp 80.000, kalau di sini bisa jauh lebih murah. Dan enggak perlu repot dicolok-colok hidungnya sebelum nyeberang," imbuh Yusuf.
Kendati demikian, pada penerapan kebijakan di hari pertama, Rabu (9/3/2022) aturan tersebut disebut belum berdampak pada trafik jumlah penumpang.
"Sampai hari ini belum terlihat ada peningkatan, karena aturan tersebut baru mulai diterapkan. Semoga besok sudah mulai terlihat," kata Revi menjelaskan kondisi Terminal Kalideres pada Rabu siang.
Sejumlah agen PO di Terminal Kalideres seperti PO Haryati, PO Harapan Jaya, PO Almira, dan PO NPM, mengatakan bahwa belum terlihat adanya perubahan trafik penumpang pada penerapan hari pertama.
"Sekarang masih belum ada peningkatan, kan baru semalam. Masih normal. Penumpang kadang masih ada yang kasih antigen, " kata Eko dari PO Haryadi.
Keadaan serupa juga terjadi di Terminal Grogol, Jakarta Barat. Lina (28) pengelola PO Murni Jaya Terminal Grogol mengatakan, aturan terbaru tentang penghapusan syarat hasil tes Covid-19 belum berpengaruh terhadap trafik di sana.
Baca juga: Tak Tahu Aturan Baru, Sejumlah Penumpang Bus Masih Tunjukkan Hasil Tes Antigen di Terminal Kalideres
"Penumpangnya sama saja sih, masih segini saja jumlahnya, masih normal. Jumlah normal selama pandemi itu sekitar 32 penumpang sehari, itu pun gabungan sama (Terminal) Kalideres, Poris, dan lainnya," kata Lina di Terminal Grogol, Rabu.
Pengelola PO Kramat Jati Terminal Grogol, Agung (40), menyampaikan hal serupa. Jumlah penumpang masih normal.
"Biasa aja sih, enggak ada peningkatan. Sehari bisa 30-40 kursi. Tapi itu gabungan dari terminal lain," kata Agung di tempat yang sama.
Sementara itu, Gepeng (38), pengelola bus Agra Mas mengaku tidak heran jika jumlah penumpang belum meningkat.
"Orang mudik itu bukan cuma bermodal bayar tiket dan antigen. Kalau bukan darurat, mereka juga harus berhitung pengeluaran, harus bawa uang ke kampung. Sedangkan kondisi saat ini masyarakat serba susah, mencari uang susah," ujarnya.
Baca juga: Naik Kereta Tak Wajib Tunjukkan Hasil Tes Covid-19, Warga: Harus Waspada, Jangan Sampai Lengah
Sementara itu, berdasarkan pantauan di Terminal Kalideres dan Terminal Grogol pada Rabu siang, trafik penumpang terlihat masih belum ramai.
Lalu lalang calon penumpang sebelum keberangkatan bus masih terlihat rapi ketika duduk di ruang tunggu. Tidak ada kepadatan penumpang, apalagi penumpukan.
Beberapa penumpang terlihat mulai memasuki bus yang bertuliskan tujuan kota masing-masing.
Namun, tidak terlihat bus yang terisi penuh dalam sekali angkut penumpang di terminal. Hanya beberapa orang saja yang menumpang.
Para agen bus pun terlihat menawarkan tarif perjalanan paling manis pada sedikitnya pengunjung terminal yang melintas.
Baca juga: Pengelola Bandara Soekarno-Hatta: Penumpang di Bawah 6 Tahun Tak Wajib Bawa Hasil Tes Covid-19
Menyikapi kondisi ini, Adi dari PO Almira Kalideres berharap, dengan dipermudahnya persyaratan penumpang, maka akan menaikkan trafik penumpang bus AKAP.
"Dengan digelar aturan ini, saya yakin jumlah penumpang bakal ramai lagi, meriah lagi," pungkas Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.