“Kaki kanan terpaksa diamputasi,” bebernya.
Baca juga: Bantah Rekayasa Kasus Begal di Bekasi, Polisi: Tunggu Saja Putusan Pengadilan
Dunia Herry pun runtuh. Ia mengibaratkan dirinya adalah peribahasa ‘sudah jatuh masih tertimpa tangga’. Dirinya harus pulang ke pelukan keluarga dengan kondisi bagian tubuh yang tak utuh.
Awal pulang ke Indonesia, ia memiliki tabungan yang diperoleh dari asuransi saat bekerja.
Tabungan itu pun ia gunakan untuk membeli sebuah rumah dan membuka usaha restoran, agar dapurnya tetap ngebul meski dalam keterbatasan kondisi.
Namun setelah beberapa bulan berjalan, usaha restoran yang ia geluti tak berbuah manis. Untung tak didapat dan rugi tak bisa dihindari.
Akhirnya, ia pun menjual sejumlah asetnya, termasuk restoran yang menjadi sumber nafkah utama keluarganya.
“Semuanya dijual untuk menutupi kebutuhan hidup. Habis itu ngontrak pindah-pindah tapi masih di Kota Depok juga,” ujarnya.
Terseok-seok memenuhi kebutuhan rumah tangga, Herry kembali mendapat cobaan ketika anak keduanya, Revi Azriel Gunawan (21), didiagnosa mengidap penyakit kelenjar getah bening. Ia pun semakin kelimpungan, hingga tak jarang rasa putus asa hinggap di hatinya.
Ketika Revi menjalani pengobatan, anak bungsu Herry, Naura Rahmadhina (18), didiagnosa penyakit leukimia (kanker darah). Akibat penyakit yang dideritanya, Naura kerap lemas musabab kemampuan tubuhnya melawan virus terhambat.
“Jadi sekarang ibaratnya sudah tertimpa tangga tertimpa bangunan juga. Tapi saya menyikapinya Allah SWT masih kasih saya napas untuk bekerja dan dan mencari uang untuk biaya pengobatan anak saya, apa yang Allah SWT kasih semuanya saya syukuri,” tutur Herry.
Akhirnya, Herry pun mencoba membuat kaki palsu berbahan dari knalpot sepeda motor dan beberapa batang besi bekas dari sebuah toko rongsok. Bermodal kaki palsu hasil modifikasi, Herry memulai langkah hidupnya yang baru.
Ia melamar sejumlah pekerjaan hingga akhirnya diterima sebagai ojek daring sejak tahun 2017. Meskipun awalnya ia sempat diragukan karena keterbatasannya itu.
"Tadinya ditolak karena ngelihat saya disabilitas. Tapi saya berhasil yakinkan mereka dan bergabung jadi mitra ojek daring,” kata Herry.
Baca juga: Mogok di Jati Padang, Motor Pengemudi Ojol Tiba-tiba Terbakar Saat Coba Dihidupkan
Sebagai pemimpin rumah tangga, Herry pun kembali mencari nafkah dan mengitari Jabodetabek sebagai kurir ojek daring.
Namun demikian, penghasilan sebagai ojek daring ternyata belum bisa menutupi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan kedua anaknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.