Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas PPSU Bantu Pulangkan ART di Bawah Umur ke Kampung, "Sudah Tak Kuat Kerja di Jakarta"

Kompas.com - 12/03/2022, 11:41 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Menteng, Levana Rizky, tiba-tiba bertemu bocah perempuan duduk terlantar di trotoar.

Perempuan itu meminta tolong diantarkan pulang ke kampung halaman lantaran tak kuat bekerja di Jakarta.

Saat itu sekitar pukul 11.00 WIB pada Kamis (10/3/2022), Levana seperti biasanya membersihkan jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga: Kisah Rismawati, Petugas PPSU Penyandang Disabilitas di Kelurahan Ancol yang Selalu Bersemangat

Saat sudah hampir selesai memberishkan jalan, ia tiba-tiba melihat seorang bocah perempuan yang terlantar di Jalan Latuharhary.

Perempuan itu berhijab merah dengan pakaian serba hitam tengah duduk di trotoar sembari menangis tersedu-sedu.

"Awal ketemu dia lagi duduk dan menangis," kata Levana seperti dikutip dari Tribun Jakarta, Sabtu (12/3/2022).

Baca juga: Kisah Herry Kaki Knalpot, Dulu Berlayar Keliling Dunia, Kini Ngojol Keliling Jakarta

Levana lalu menghampiri perempuan itu dan bertanya terkait alasannya bisa duduk di pinggir jalan sembari menangis.

Bocah itu bernama Sinta dan masih berusia 15 tahun. Di usianya yang masih belia itu, ia sudah bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Sinta lalu menjelaskan keluh kesahnya kerja di Ibu Kota kepada petugas berseragam oren itu.

Tak kuat kerja

Baru 6 Hari, Sinta kerja di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Ia diajak temannya melalui sebuah yayasan penyalur pembantu ke Jakarta.

"Baru 6 hari itu anak kerja di sini. Enggak bawa identitas dan alat komunikasi. Dia diajak sama temannya, dimasukkin ke yayasan," kata Levana.

Meski belum cukup umur, Sinta nekat memilih berangkat dari Cianjur ke Jakarta demi mengadu nasib. Namun, belum genap seminggu, Sinta sudah tak tahan kerasnya kerja di ibu kota.

Baca juga: Remaja Dominasi Kejahatan Jalanan di Jadetabek

Ia mengaku tak tahan karena terus dimarahi majikan dan dipaksa kerja tak kenal waktu.

"Saya kerja enggak pernah ada istirahatnya, dari pagi ketemu pagi," kata Levana menirukan ucapan Sinta.

Akhirnya, Sinta memilih untuk kabur dari tempat kerja tanpa membawa barang-barang miliknya.

Di jalan itu, Sinta luntang-lantung bingung harus berbuat apa. Ia pun memilih menangis meratapi nasib malangnya.

Baca juga: Bantah Rekayasa Kasus Begal di Bekasi, Polisi: Tunggu Saja Putusan Pengadilan

Dibantu pulang

Petugas PPSU Menteng, Levana Rizky antarkan Sinta ke Terminal Kampung Rambutan pada Kamis (10/2/2022). (Istimewa) Petugas PPSU Menteng, Levana Rizky antarkan Sinta ke Terminal Kampung Rambutan pada Kamis (10/2/2022). (Istimewa)

Mendengar cerita Sinta, Levana jadi iba. Petugas PPSU itu merogoh koceknya untuk membelikan makan bocah itu.

Setelah itu, Levana mencoba menghubungi anggota keluarga Sinta di kampung.

"Alhamdulilah, ternyata benar diangkat keluarganya. Orangtuanya sebenarnya enggak setuju Sinta kerja di Jakarta. Tapi dia bersikukuh mau ikut diajak temannya," tambahnya.

Selain tak direstui orangtuanya, Sinta sebenarnya juga masih bersekolah secara daring.

Levana kemudian memboncengkan Sinta ke Terminal Kampung Rambutan agar Sinta bisa kembali menemui keluarganya.

"Diantarkan ke Terminal Kampung Rambutan biar pulang ke Cianjur, Jawa Barat dan kita berikan sedikit rezeki untuk ongkos Sinta," tambahnya.

Baca juga: Polisi Amankan Pria di Lokasi Kebakaran Gedung di Duri Kosambi dengan Barang Bukti Tabung Gas dan Alat Bor

Petugas PPSU Menteng itu tergerak untuk membantu Sinta lantaran teringat dia memiliki keponakan perempuan. Ia hanya membayangkan bila keponakannya bernasib sama dengan Sinta.

"Karena sekarang kan lagi maraknya pelecehan seksual. Kebetulan saya punya ponakan cewek. Gimana kalau keponakan saya tersesat kayak begitu," pungkasnya.

Berita ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul "Aksi Humanis Petugas PPSU, Pulangkan ART di Bawah Umur ke Kampung: Nangis Tak Kuat Kerja di Jakarta"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com