Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es Terjadi di Tangsel, BMKG: Disebabkan Awan Kumulonimbus

Kompas.com - 14/03/2022, 22:24 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, dan sekitarnya pada Senin (14/3/2022) sore, sekitar pukul 15.45 WIB.

Sejumlah warga memberi kesaksian melihat butiran es sebesar kerikil yang ikut turun bersama hujan tersebut.

Menanggapi peristiwa itu, Prakirawan BMKG wilayah II Ciputat Hilma Nurul mengatakan, hujan es yang terjadi disebabkan oleh awan kumulonimbus.

"Kejadian hujan es yang terjadi di kecamatan Pamulang dan kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan disebabkan oleh sekumpulan awan Kumulonimbus," ujar Hilma kepada wartawan, Senin (14/3/2022).

Baca juga: Angin Kencang hingga Hujan Es Terjang Tangsel dan Sekitarnya Senin Sore

Ia menuturkan, kumpulan awan terjadi akibat adanya daerah konvergensi di wilayah Banten yang didukung dengan kondisi udara yang cukup basah dari lapisan bawah hingga lapisan atas.

Berdasarkan citra satelit cuaca, terlihat adanya sekumpulan awan konvektif pada saat kejadian hujan es, yang terindikasi sebagai awan kumulonimbus dengan suhu puncak awan mencapai -800 Celcius di wilayah Kota Tangerang Selatan.

"Awan kumulonimbus terpantau berada di area lokasi kejadian mulai jam 15.20 WIB," jelasnya.

Sedangkan, berdasarkan citra radar cuaca, mulai pukul 15.30 WIB terpantau terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kota Tangerang Selatan.

"Kemudian pada jam 15.49 WIB hujan dengan intensitas lebat terjadi hampir merata di wilayah Kota Tangerang Selatan, termasuk di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Setu," ungkap Hilma.

Baca juga: Hujan Es hingga Angin Kencang Landa Tangsel, Pagar dan Tanaman Warga Rusak

"Pada jam 16.05 WIB intensitas hujan mulai menurun dan hujan terus terjadi di wilayah Kota Tangerang Selatan hingga jam 16.30 WIB," lanjutnya.

Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan, Yanuar Henry Pribadi mengatakan hujan es bisa terjadi selama musim peralihan.

"Akan sesekali terjadi selama musim peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau di bulan Maret ini," ujar Yanuar saat dihubungi.

Ia menjelaskan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan sering terjadi di musim peralihan akibat dari awan kumulonimbus, begitu juga dengan hujan es.

"Potensi awan kumulonimbus apabila ketinggian dasar awannya cukup dekat dengan tanah, maka bisa menyebabkan suhu lingkungan mendukung terjadinya hujan es," jelasnya.

Baca juga: Hujan Es Melanda Tangsel, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Ia menuturkan, saat awan dekat dengan tanah, suhu di bawah awan tersebut mendekati dengan suhu dasar awan.

"Sehingga hujan yang jatuh dari awan yang berbentuk es tersebut jatuh ke permukaan masih dalam bentuk-bentuk es kecil karena proses presipitasinya demikian," tutur Yanuar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com